Bank Indonesia (BI) menyebut suku bunga perbankan sudah mulai mengalami tren penurunan. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan ini terjadi karena kondisi likuiditas lebih dari cukup sehingga mendorong transmisi penurunan suku bunga yang ditopang dengan operasi moneter BI.
Dia mengatakan rerata tertimbang suku bunga deposito menurun menjadi 5,6% dari sebelumnya 5,74%. "Lalu bunga kredit modal kerja menjadi 9,47% dari sebelumnya 9,48%" kata Perry dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/8/2020).
Perry mengungkapkan sementara itu, imbal hasil SBN 10 tahun turun 38 bps pada Juli 2020 dari level Juni 2020 sehingga tercatat 6,83%. Di tengah suku bunga yang menurun, pertumbuhan besaran moneter M1 dan M2 pada Juni 2020 melambat menjadi 8,2% (yoy) dan 8,2% (yoy) dipengaruhi ekonomi yang belum kuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke depan, ekspansi moneter Bank Indonesia yang sementara ini masih tertahan di perbankan diharapkan dapat lebih efektif mendorong pemulihan ekonomi nasional sejalan percepatan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan.
Baca juga: Bunga Acuan BI Ditahan di Level 4% |
Hingga 14 Agustus 2020, bank sentral telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sekitar Rp 651,54 triliun, dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp 155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp 480,7 triliun.
Longgarnya kondisi likuiditas mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 26,24% pada Juni 2020 dan rendahnya suku bunga PUAB, sekitar 3,64% pada Juli 2020.
"Longgarnya likuiditas serta penurunan suku bunga kebijakan (BI7DRR) berkontribusi menurunkan suku bunga perbankan dan imbal hasil SBN," jelas dia.
Penyaluran kredit pada Juni 2020 tercatat 1,49% masih rendah akibat dipengaruhi permintaan domestik yang lemah sejalan dengan kinerja korporasi yang tertekan dan kehati-hatian bank karena pandemi COVID-19 masih berlanjut.