BI Dituding Ambil Untung Rp 5,6 T dari Uang Khusus, Benarkah?

BI Dituding Ambil Untung Rp 5,6 T dari Uang Khusus, Benarkah?

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 20 Agu 2020 06:00 WIB
Logo Bank Indonesia
Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) dituding mengambil keuntungan dari penukaran uang khusus kemerdekaan Rp 75.000. BI dianggap mengambil keuntungan hingga Rp 5.625 miliar atau Rp 5,6 triliun dengan mencetak 75 juta lembar uang khusus tersebut.

Tudingan itu ramai di grup percakapan WhatsApp. Dalam narasinya disebutkan pula modal kertas, tinta, dan ongkos cetak senilai Rp 250 per lembar. Karena itu BI mendapatkan untung Rp 74.750 per lembar. Dari situ BI disebut mengantongi keuntungan dari hasil penjualan uang khusus sekitar Rp 5.606 miliar.

BI lantas menjawab tudingan tersebut. BI menilai tudingan itu hanya dihitung berdasarkan jumlah nominal dengan jumlah produksi, belum dikurangi biaya produksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dihitung Rp 5,6 triliun itu diperoleh dari pengali antara 75 juta dengan Rp 75 ribu. Kita kan kalau membuat sesuatu pasti ada harga produksi yang dikeluarkan. Jadi memang nggak mungkin BI untung sebesar itu," kata Kepala Grup Kebijakan Pengelolaan Uang BI, Eva Aderia kepada detikcom, Rabu (19/8/2020).

Sayangnya dia tidak bisa membeberkan berapa biaya produksi yang dikeluarkan dari mencetak 75 juta lembar uang khusus tersebut. Yang jelas, Eva menegaskan pihak BI tidak mencatat selisih biaya produksi dengan nilai nominal.

ADVERTISEMENT

"Perlu kami sampaikan bahwa kalau kita lihat sekarang peluncuran UPK (uang peringatan kemerdekaan) ini nominal dengan harga penukaran itu sama Rp 75 ribu juga. Pada dasarnya BI tidak mencatat selisih antara biaya produksi dengan nilai nominal sebagai peruntungan BI," tegasnya.

Lagi pula, uang khusus Rp 75 ribu itu dapat digunakan sebagai nilai transaksi. Sehingga masyarakat yang menukarkan uang tersebut dapat menggunakannya untuk belanja kembali.

"Jadi per tanggal 17 Agustus sudah dinyatakan sebagai legal tender. Jadi dapat ditransaksikan," sebutnya.

Benarkah BI bisa ambil untung dari cetak uang? Klik halaman selanjutnya>>>

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan siapapun yang mendapat kewenangan untuk mencetak uang memang dapat keuntungan.

"Namanya pencetakan uang ya pasti untung. Siapa saja yang punya hak dan kewenangan mencetak uang sudah pasti untung. Ongkos cetak per lembar uang Itu sudah pasti di bawah Rp 75 ribu, itu artinya BI untung," kata Piter kepada detikcom, Rabu (19/8/2020).

Meski begitu, Piter menilai tujuan utama BI meluncurkan uang khusus bukan untuk mencari keuntungan melainkan untuk merayakan 75 tahun kemerdekaan Indonesia. Terlihat juga dari pengeluaran BI yang terbesar justru untuk percetakan guna mewujudkan uang layak edar atau clean money policy.

"Tapi tujuan BI mencetak uang bukan keuntungan (tetapi) untuk merayakan 75 tahun kemerdekaan Indonesia. Itu sudah beberapa kali dilakukan oleh BI. Bahkan dalam kenyataannya, pos pengeluaran terbesar kedua BI justru biaya percetakan uang guna melaksanakan clean money policy," terangnya.



Simak Video "Bank Indonesia Umumkan BI-Rate Tetap 5,75%"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads