Realisasi Uang Negara yang Dititip ke Bank Daerah Baru Rp 1,58 T

Realisasi Uang Negara yang Dititip ke Bank Daerah Baru Rp 1,58 T

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 02 Sep 2020 12:59 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Realisasi penyaluran penempatan dana pemerintah di Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih minim. Padahal, pemerintah berharap dana yang dititip bisa disalurkan dua kali lipat. Pemerintah telah menitipkan dana Rp 11,5 triliun kepada beberapa BPD.

Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, realisasi penyaluran dana titipan pemerintah ke BPD baru sebesar Rp 1,58 triliun hingga 19 Agustus 2020.

"Hingga 19 Agustus 2020 telah disalurkan sebesar Rp 1,58 triliun karena memang masih sangat pendek waktunya," kata Wimboh di ruang rapat KK1 DPR, Jakarta, Rabu (2/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dana pemerintah sebesar Rp 11,5 triliun dititipkan ke tujuh BPD, seperti PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) Rp 2,5 triliun, PT Bank DKI Rp 2 triliun, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Rp 2 triliun, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk Rp 2 triliun, dan PT Bank SulutGo Rp 2 triliun.

Wimboh mengatakan, penempatan dana pemerintah ke BPD sudah menjangkau sekitar 3.559 debitur di daerah. Dirinya pun berharap program ini dapat menjangkau lebih banyak debitur di daerah.

ADVERTISEMENT

Selain menitipkan dana negara ke BPD, pemerintah juga menitipkan ke bank umum lainnya. Seperti ke empat bank pelat merah yang sebesar Rp 30 triliun.

Perlu diketahui, dana pemerintah yang dititipkan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dimanfaatkan untuk menyalurkan kredit. Dalam realisasinya, telah disalurkan hampir dua kali lipat kredit dari dana yang sudah ditempatkan oleh pemerintah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dari penempatan dana Rp 10 triliun, telah terealisasi penyaluran kredit Rp 27,63 triliun. Hal itu berasal dari kredit usaha rakyat (KUR) mikro UMKM sebesar Rp 6,77 triliun, UMKM Rp 3 triliun dan korporasi Rp 17,6 triliun.

"Bank Mandiri (ditempatkan dana) Rp 10 triliun, target ekspansi Rp 30 triliun, realisasi Rp 27,63 triliun," kata Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (24/8/2020).

Kemudian PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dengan penempatan dana Rp 10 triliun, realisasinya Rp 35,78 triliun dari target ekspansi kredit Rp 60 triliun. Realisasi itu berasal dari penyaluran kredit untuk KUR Mikro Rp 26 triliun, kredit usaha kecil Rp 8,9 triliun, dan penyaluran untuk usaha menengah Rp 780 miliar.

Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dengan ditempatkan dana Rp 5 triliun dan akan melakukan ekspansi kredit hingga Rp 15 triliun, sampai 14 Agustus 2020 sudah terealisasi Rp 10,65 triliun. Berasal dari penyaluran kredit untuk usaha kecil Rp 5,76 triliun, usaha menengah Rp 320 miliar, dan penyaluran kredit ke korporasi Rp 4,57 triliun.

Selanjutnya untuk PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dengan penempatan dana Rp 5 triliun, sampai saat ini sudah menyalurkan kredit Rp 5,4 triliun dari target Rp 15 triliun. Penyaluran kredit melalui KPR subsidi Rp 1,9 triliun, KPR non subsidi Rp 1,83 triliun dan korporasi Rp 1,6 triliun.


Hide Ads