Pertumbuhan kredit pada Agustus 2020 tercatat 1,04%, kemudian untuk dana pihak ketiga (DPK) tercatat 11,64%.
Bank Indonesia (BI) menyebutkan ke depan, intermediasi perbankan diprakirakan kembali membaik sejalan prospek pemulihan ekonomi domestik. Beberapa sektor telah mencatat peningkatan pertumbuhan kredit, yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, dan Transportasi.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan saat ini fungsi intermediasi dari sektor keuangan masih lemah akibat pertumbuhan kredit yang terbatas. "Sejalan permintaan domestik yang belum kuat karena kinerja korporasi yang tertekan dan kehati-hatian perbankan akibat berlanjutnya pandemi COVID-19," kata Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut selain itu, total restrukturisasi kredit perbankan hingga Agustus 2020 telah mencapai 18,64% dari total kredit, ditopang likuiditas yang terjaga.
Berbagai perkembangan ini, disertai akselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) antara lain melalui penguatan penjaminan kredit oleh Pemerintah, diharapkan dapat mendorong fungsi intermediasi perbankan.
"Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit guna mengakselerasi pemulihan ekonomi," ujar dia.
Pertumbuhan Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Agustus 2020 menurun dari 6,17% (yoy) pada Juli 2020 menjadi 5,82% (yoy), sehingga tercatat Rp762,1 triliun. Sejalan dengan itu, pertumbuhan nilai transaksi nontunai menggunakan ATM, Kartu Debet, Kartu Kredit, dan Uang Elektronik (UE) juga masih mencatat kontraksi 13,94% (yoy) pada Juli 2020.
Namun demikian, terdapat peningkatan nilai maupun volume transaksi yang disebabkan oleh pergeseran preferensi masyarakat untuk menggunakan instrumen digital. Pertumbuhan nilai transaksi UE tetap kuat pada Juli 2020 yakni 24,42% (yoy) sedangkan volume transaksi digital banking juga mengalami pertumbuhan yang tinggi sebesar 38,81% (yoy) pada Juli 2020.
"Bank Indonesia memprakirakan berbagai transaksi sistem pembayaran kembali meningkat sejalan prospek pemulihan ekonomi dan perkembangan positif berbagai inovasi pada aktivitas ekonomi dan keuangan digital," jelas Perry.
Maraknya kolaborasi antara pelaku ekonomi dan keuangan digital melalui pemanfaatan application programing interface (API), baik bank maupun nonbank, menunjukan respons industri yang sangat baik terhadap upaya Bank Indonesia melakukan transformasi digital yang inklusif dalam kerangka Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI) termasuk penguatan digitalisasi UMKM.
Ke depan, Bank Indonesia akan melanjutkan percepatan implementasi BSPI melalui perbaikan infrastruktur, pengaturan dan mekanisme insentif yang relevan melalui Kebijakan Sistem Pembayaran, termasuk terus mendukung efektivitas berbagai program Pemerintah untuk Pemulihan Ekonomi Nasional.
(kil/dna)