Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan pembahasan mengenai independensi BI beberapa waktu belakangan ini sempat membuat berdampak pada pasar keuangan nasional.
Hal itu diungkapkannya saat rapat kerja (raker) bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tentang laporan kinerja semester I-2020 Bank Indonesia secara virtual, Senin (28/9/2020).
Perry mengatakan, dampak informasi mengenai independensi BI ke pasar keuangan terlihat dari kenaikan imbal balik atau yield SBN dan nilai tukar rupiah yang melemah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yield SBN sempat turun 6,6%, naik lagi karena masalah ketidakpastian. Di awal September yang berkaitan tempo hari masalah independensi BI membuat goncangan pasar. Itu meningkatkan yield SBN dan rupiah," kata Perry.
Menurut Perry pembahasan penyusunan beleid yang sedang berlangsung di Badan Legislasi (Baleg) DPR tidak menggerus independensi Bank Sentral.
"Pernyataan Presiden sudah jelas bahwa kebijakan moneter harus tetap kredibel, efektif, dan independen," ujarnya.
Saat ini Baleg DPR sedang membahas RUU tentang perubahan kedua atas UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dalam pembahasan itu, Perry mengatakan yang lebih mendesak dibahas saat ini adalah penguatan terhadap perbankan.
"Yaitu bagaimana LPS bisa melakukan early intervention risk minimizer kalau bank yang cenderung tidak solvable LPS bisa masuk lebih awal," tegasnya.
Lanjut ke halaman berikutnya
Simak Video "Bank Indonesia Umumkan BI-Rate Tetap 5,75%"
[Gambas:Video 20detik]