Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui pertumbuhan kredit perbankan masih rendah hingga akhir Agustus tahun ini. Dia menyebut, salah satu penyebabnya berasal dari sisi penawaran maupun permintaan.
Perry menyebut, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan hanya 1,04% hingga akhir Agustus 2020. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan penyaluran kredit pada akhir Juli yang sebesar 1,53%.
"Kredit di bulan Agustus memang rendah 1,04%" kata Perry saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR secara virtual, Jakarta, Senin (28/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, penyebab dari sisi penawaran atau perbankan yang melihat dari sisi resiko kredit macet. Sementara dari sisi permintaan atau dunia usaha pun masih rendah karena dampak COVID-19.
Baca juga: Laju Rupiah, Saham dan Emas Dibayangi Resesi |
Perry mengungkapkan, rendahnya faktor permintaan kredit juga sejalan dengan meningkatnya dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 11,64% hingga akhir Agustus 2020. Angka ini lebih tinggi dibandingkan realisasi DPK pada akhir semester I-2020 yang sebesar 7,95%.
Suku bunga kredit di perbankan nasional masih terbilang tinggi. Walaupun suku bunga acuan BI sudah berada di level 4%.
Bank diduga tidak mau mengorbankan net interest margin (NIM) dengan menurunkan suku bunga kredit.
"Kita tentu bertanya kalau suku bunga dana turun kenapa kredit lama karena berkaitan dengan risiko kredit, itu faktor-faktor dan keperluan perbankan melakukan pencadangan," ungkapnya.
(hek/ang)