Pemerintah menambahkan penempatan dana dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 1,5 triliun untuk dua bank pembangunan daerah (BPD). Kedua bank tersebut antara lain Bank Sulselbar dan Bank Kalbar dengan penempatan dana masing-masing sebesar Rp 1 triliun dan Rp 500 miliar.
"Kemudian juga akan ditambahkan pada hari ini penempatan dana ke 2 BPD Sulawesi Selatan Barat (Sulselbar) Rp 1 triliun, BPD Kalbar Rp 500 miliar," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers virtual KCP-PEN, Jumat (2/10/2020).
Pekan depan, pemerintah akan kembali menempatkan dana ke BPD lainnya. "BPD Sumut dan Jambi yang akan ditempatkan maksimal pada tanggal 8 Oktober," tutur Airlangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum BPD-BPD di atas, pemerintah telah menempatkan dana pada 7 BPD sebesar Rp 11,2 triliun, yang telah disalurkan sebesar Rp 9,89 triliun.
Selain BPD, pemerintah juga menempatkan dana dari PEN terhadap himpunan bank-bank negara (Himbara) dengan total Rp 47,5 triliun. Menurut Airlangga, penggunaan dana tersebut mencapai rata-rata 4,7 kali atau sekitar Rp 141,48 triliun.
"Dan ini penggunaannya sudah Rp 141,48 triliun. Jadi leveragenya sudah rata-rata 4,7 kali. Dan pada tahap kedua ini akan dinaikkan penempatan banknya Rp 47,5 triliun. Di mana Mandiri Rp15 triliun, BRI Rp 15 triliun, BNI Rp 7,5 triliun, BTN Rp 10 triliun. Bunganya di passthrough perbankan 2,84 %," urainya.
Terakhir, pemerintah juga menempatkan dana di bank syariah mencapai Rp 3 triliun. "Kepada 3 bank syariah Rp 3 triliun baik Mandiri Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah, itu bunga penempatan juga 2,84%," imbuh dia.
Ia mengatakan, sejauh ini realisasi penempatan dana di perbankan mencapai Rp 61,7 triliun. "Dengan penempatan dana PEN yang telah terealisasi, ini melalui Himbara tahap kedua, BPD tahap pertama dan bank syariah totalnya adalah Rp 61,7 triliun," tutup Airlangga.
(dna/dna)