Perusahaan keuangan raksasa Amerika Serikat, JPMorgan mengantongi keuntungan sebesar US$ 9,4 miliar, setara Rp 136,3 triliun (kurs Rp 14.500/US$) selama kuartal III. Angka tersebut naik 4% dari tahun sebelumnya.
Melansir CNN, Rabu (14/10/2020), laba per saham turut melonjak menjadi US$ 2,92, lebih besar daripada yang diperkirakan.
Kemenangan besar JPMorgan didorong oleh kinerja perdagangan dan investasi perbankan yang kuat serta kerugian kredit yang jauh lebih sedikit daripada yang dikhawatirkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pergerakan tersebut menunjukkan keyakinan tentang pemulihan ekonomi, atau setidaknya kesehatan pinjaman dalam portofolionya.
Namun pihak JPMorgan masih menyoroti ketidakpastian saat ini, terutama tingginya tingkat pengangguran.
"Masih banyak ketidakpastian. Kami masih memiliki 12 juta orang yang menganggur," kata Jennifer Piepszak, kepala keuangan JPMorgan kepada wartawan.
JPMorgan masih memperkirakan tingkat pengangguran AS akan sangat tinggi, di angka 7,3% pada akhir 2021.
CEO JPMorgan Jamie Dimon menekankan pentingnya stimulus fiskal dari Washington. Sementara saat ini Partai Republik dan Demokrat masih menemui jalan buntu. Padahal stimulus dibutuhkan untuk menekan kemungkinan resesi ganda dan meminimalkan kerusakan yang terjadi pada usaha kecil dan pengangguran di Amerika.
"Paket stimulus yang layak akan membantu," kata Dimon.
(toy/zlf)