PT Bank Central Asia Tbk atau BCA menyalurkan kredit Rp 581,9 triliun hingga September. Penyaluran kredit ini turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 0,6% yoy.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kondisi ini bukan berarti bank enggan menyalurkan kredit. Bank terus menyalurkan kredit, namun sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
"Dari sisi bank apakah tidak mau melepas kredit? Tidak, tidak benar sekali. Bank akan berusaha berupaya terus mencari kesempatan apakah nasabah membutuhkan kredit atau tidak tetapi tentunya harus sesuai kriteria yang ditentukan bank," katanya dalam paparan kinerja BCA, Senin (26/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jahja melanjutkan, setiap bulan bank akan terus menyalurkan kredit baru. Menurutnya, jika bisnis sedang lesu nasabah cenderung mengembalikan dananya dan tidak meminjam dalam jumlah yang besar.
"Itu menyebabkan apa yang terjadi setiap bulan bank lepas kredit baru, tapi kredit lama yang ada berkurang terus sesuai dengan penggunaan kredit. Kalau modal kerja lagi bisnis lesu, dia kembalikan uangnya buat apa dia pakai modal kerja besar-besar, kredit investasi tiap bulan wajib cicil, sehingga ini turun terus tapi bank harus tambah kredit terus, memberikan kredit baru," paparnya.
Menurut Jahja, hal inilah yang membedakan kondisi sekarang dan sebelum pandemi COVID-19. Sebelum COVID-19, ekonomi berkembang sehingga pertumbuhan kredit selalu positif.
"Itu yang terjadi kalau masa dulu sebelum COVID kredit baru yang dilepas oleh bank karena ekonomi berkembang pasti lebih tinggi sehingga growth-nya selalu positif," ujarnya.
"Jangan heran kalau dibilang, kredit negatif, bukan kita nggak mau lepas kredit karena yang dilepas lebih sedikit dari yang mereka bayar," sambungnya.
(acd/ara)