Transaksi online perbankan mengalami kenaikan yang sangat signifikan saat pandemi Corona. Hal ini terjadi karena masyarakat banyak menghabiskan waktu di rumah.
Di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk misalnya, hingga Oktober 2020 terjadi peningkatan jumlah nasabah yang bertransaksi via mobile banking, yakni sebanyak 60.912.342 transaksi. Angka ini meningkat 73,7% dari tahun 2019 yang masih sebanyak 44.872.107 transaksi.
Sementara internet banking mengalami peningkatan jumlah pengguna, sebanyak 127% naik dari posisi tahun 2019 dengan jumlah pengguna tercatat 258.521 nasabah dan pada tahun ini tercatat 587.470 pengguna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fitur transaksi menjadi salah satu kunci utama Bank BTN menarik masyarakat menggunakan mobile banking. Pada akhir tahun 2019, hanya ada 62 fitur di mobile Banking Bank BTN, kini mencapai 297 fitur diantaranya pembayaran SPP ke kurang lebih 9 universitas, pembayaran PDAM, pembelian voucher streaming, pembayaran BPJS dan sebagainya.
"Akhir tahun ini kami terus menambah dan melengkapi fitur pembayaran institusi misalnya pembayaran tiket perjalanan moda transportasi, zakat, voucer games dan lain sebagainya sehingga ada kurang lebih 489 fitur baru di mobile Banking BTN," kata Direktur Operation IT and Digital Banking BTN, Andi Nirwoto dalam keterangannya, Minggu (8/11/2020).
Selain fitur, BTN juga memperbaiki user interface. Dengan penambahan fitur pengguna mobile banking pun naik sebesar 26,6% year on year (yoy) pada Oktober 2020.
Andi menambahkan, pengembangan mobile banking juga diimbangi penguatan sistem keamanan data nasabah. Secara teknologi BTN terus memperbarui penerapan model best practices, misalkan adanya firewall, adanya metode two factor authentification, dan lain-lain.
Tahun depan, Andi menjelaskan, Bank BTN juga telah menyiapkan berbagai strategi untuk terus mengembangkan digitalisasi perbankan diantaranya dengan layanan open banking yang merupakan layanan perbankan dengan Application Programming Interface (API) terbuka. Diharapkan, hal ini akan mempermudah pengembang pihak ketiga sehingga terhubung langsung dengan bank untuk proses transaksi, baik finansial maupun non-finansial.
"Kebutuhan di era digital yang serba cepat saat ini menuntut perbankan untuk menyediakan berbagai layanan berbasis teknologi digital. Oleh karena itu, melalui layanan open banking ini, diharapkan dapat meningkatkan layanan kerja sama business to business atau business to customer bagi fintech, merchant/commerce, lembaga dan institusi lainnya," jelasnya.
(acd/dna)