Jakarta -
Menteri BUMN Erick Thohir angkat suara terkait penurunan kinerja bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) selama pandemi COVID-19. Menurut Erick, merosotnya kinerja terjadi karena selama pandemi Himbara punya tugas untuk memfasilitasi restrukturisasi kredit kepada UMKM maupun korporasi.
"Bank-bank Himbara ini kenapa net income-nya turun 40% karena tadi kita merestrukturisasi UMKM, korporasi sesuai arahan dari pemerintah dengan sendirinya tentu net income-nya terdampak," ujar Erick dalam acara acara LUSTRUM XII IKA ITS Innovation Challenge and Business Summit 2020, Sabtu (21/11/2020).
"Nah tentu kita tidak mengeluh karena ini bagian daripada penugasan yang negara inginkan yang memang salah satu bagaimana BUMN harus menjadi ujung tombak daripada pembangunan yang berdampak pada masyarakatnya," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, bank Himbara punya tugas-tugas lainnya seperti memperluas jaminan kepada kredit usaha rakyat (KUR).
"Di situ juga setelah kami melakukan itu kami mendapat tugas bagaimana perluasan jaminan kredit, di mana Askrindo, Jamkrindo membantu daripada perusahaan kredit ini kepada kredit usaha rakyat untuk sektor UMKM," ungkapnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Ada juga subsidi bunga yang terus dilakukan untuk meringankan beban kredit pelaku usaha mikro. "Subsidi bunga yang terus dilakukan, kalau tadi saya jelaskan untuk Himbara di mana sekarang juga PNM membantu meringankan beban kreditnya kepada pelaku usaha mikro ritel melalui UMI dan Mekaar. Mekaarnya sendiri aja sekarang sudah hampir 7,2 juta daripada nasabahnya," ungkapnya.
Tak berhenti di situ, bank Himbara juga mendistribusikan bantuan presiden usaha mikro yang hingga Rp 21,97 triliun untuk 19,6 juta penerima.
"Kami juga sedang mensinergikan sekarang Bank BRI, Pegadaian dan PNM supaya apa, supaya kita bisa bersinergi dan membikin roadmap pengusaha UMKM bisa naik kelas, yang tadinya tidak bankable di PNM dengan pinjaman Rp 20 juta, naik ke Pegadaian, naik ke bank yang akhirnya kita mempunyai blue print strategy untuk kebangkitan UMKM itu tersebut," paparnya.
Sebagai informasi, bank yang tergabung dalam Himbara antara lain BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN. Untuk BRI, net profit tercatat anjlok hingga 43,05% jadi hanya Rp 14,11 triliun per September 2020 dari Rp 24,78 triliun pada periode yang sama 2019 (yoy).
Bank Mandiri labanya juga merosot tajam hingga 30,72% dari Rp 20,25 triliun pada September 2019 menjadi hanya Rp 14,03 triliun pada September 2020. BNI mencatatkan laba bersih Rp 4,32 triliun atau turun 63,9% (yoy) dari Rp 11,97 triliun di akhir September 2019.
Terakhir, BTN juga kena imbas serupa, mencatat laba Rp 768 miliar pada semester I-2020. Pencapaian laba itu turun sebesar 40% dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,3 triliun.