Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk, hasil merger tiga bank syariah anak usaha bank BUMN. Dalam acara peresmian tersebut, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi menyatakan siap membawa bank ini masuk ke dalam daftar 10 bank syariah terbesar di dunia dalam 5 tahun mendatang.
"Kami siap membawa Bank Syariah Indonesia untuk masuk ke dalam 10 bank syariah terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan," katanya dalam peresmian Bank Syariah Indonesia, Senin (1/2/2021).
Dia mengatakan, proses merger ini membutuhkan waktu 11 bulan yang dimulai Maret 2020. Proses merger tersebut pun rampung dan pada hari ini telah resmi beroperasi dengan nama dan identitas baru, Bank Syariah Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nama Bank Syariah Indonesia dipilih karena kami ingin bank syariah ini dapat menjadi representasi Indonesia baik di tingkat nasional maupun global," katanya.
"Logo Bank Syariah Indonesia memiliki bintang bersudut lima ini merepresentasikan lima sila Pancasila dan lima rukun Islam," tambahnya.
Hingga Desember 2020, bank hasil merger memiliki total aset Rp 240 triliun, total pembiayaan Rp 150 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) Rp 210 triliun. Lalu, modal inti perusahaan Rp 22,6 triliun.
"Bank Syariah Indonesia akan menjadi bank peringkat ke-7 (nasional) berdasarkan total aset," katanya.
Bank Syariah Indonesia memiliki sekitar 1.200 kantor cabang. Kemudian, memiliki sekitar 20.000 karyawan yang tersebar di Indonesia.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan bank syariah terbesar di Indonesia ditargetkan rampung pada Februari 2021. Adanya bank syariah ini sebagai upaya pemerintah untuk memperkuat industri keuangan syariah.
"Kita memperkuat industri keuangan syariah dengan membangun bank syariah terbesar di Indonesia. Kita sudah targetkan nanti insyaallah di Februari ini sudah diselesaikan," kata Jokowi dalam acara Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) dan Brand Ekonomi Syariah.
(acd/zlf)