Direktur Utama PT BRI (Persero) Tbk Sunarso mengungkapkan ada 5 juta pedagang kecil alias pelaku usaha ultra mikro yang masih mengandalkan rentenir untuk memperoleh pinjaman modal.
Hal itu diketahui berdasarkan survei yang dilakukan oleh pihaknya. Dari survei tersebut diketahui sebagian pelaku usaha ultra mikro mendapatkan pendanaan dari sektor informal, di antaranya ada yang dari rentenir.
"Yang 30 juta (pelaku usaha ultra mikro) itu melalui lembaga pembiayaan non formal, antara lain rentenir itu 5 juta. Orang itu nyari modal ke rentenir itu masih cukup tinggi, 5 juta jumlahnya itu untuk kelas ultra mikro," katanya dalam RDP dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (2/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, 7 juta pelaku usaha ultra mikro mendapat pendanaan dengan meminjam kerabat.
"Dan (gambar bagan) yang paling atas itu adalah 18 juta (pelaku usaha ultra mikro) tidak terlayani oleh yang formal maupun nonformal," sebutnya.
Sementara pelaku usaha ultra mikro yang mendapatkan pendanaan dari sektor formal, dari bank 3 juta, gadai 3 juta, group lending 6 juta, bank perkreditan rakyat (BPR) 1,5 juta, dan fintech 1,5 juta.
Saat ini yang menjadi sasaran pihaknya adalah 18 juta pelaku usaha ultra mikro yang belum tersentuh pendanaan. Seiring berjalan, mereka yang selama ini bergantung pada rentenir akan beralih ke perbankan.
"Nanti kalau memberikan dampak yang baik mungkin lebih murah, lebih cepat, setidaknya sama cepatnya dengan rentenir tapi lebih murah, mungkin 5 juta (pelaku usaha ultra mikro) itu bisa pindah ke kita, dan rentenirnya mungkin bisa menjadi agen tetapi bisa kerja lebih efisien karena ikut didigitalkan juga," tambahnya.
(toy/dna)