Pemerintah memberikan porsi lebih kepada UMKM untuk mengakses kredit perbankan. Sampai tahun 2024 porsi kredit UMKM di perbankan ditargetkan mencapai 30 persen.
"Baru saja presiden menginstruksikan ada penambahan porsi kredit perbankan untuk UMKM. Tadinya hanya 20 persen, secara bertahap sampai 2024 harus lebih dari 30 persen," tutur Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki saat kunjungan ke UKM PT Gula Energi Nasional (Gulanas) di Desa Malang Jiwan, Kecamatan Kebonarum, Klaten, Jumat (9/4/2021) siang.
Selain itu besaran kreditnya juga ditambah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"KUR-nya yang dari Rp 50 juta-Rp 500 juta bisa diperbesar sampai Rp 20 miliar dengan bunga yang sangat kompetitif. Tujuannya sebenarnya untuk melahirkan wirausaha baru dari mikro kecil ke menengah," lanjut Teten.
Selama ini, kata Teten, dengan sistem pembiayaan kredit mikro ternyata tidak terjadi lompatan dari mikro ke menengah. Akibatnya persentase kewirausahaan di Indonesia tidak naik. Untuk itu, imbuh Teten, presiden telah menugaskan kementerian membuat daftar pengusaha kecil dan mikro di Indonesia.
Pengusaha itu akan didorong naik kelas oleh pemerintah.
"Persentase kewirausahaan kita saat ini baru 3,47 persen. Padahal untuk menjadi negara maju harus memiliki minimal harus punya 4 persen wirausaha di Indonesia.Presiden menugaskan kepada kami membuat daftar pengusaha kecil untuk naik kelas serta didukung dengan pembiayaan," terang Teten.
Teten menambahkan, di UU cipta kerja ada data tunggal jumlah UMKM. Dari data itu pemerintah akan mencari UMKM yang memiliki potensi unggulan.
"Kami akan fokus mencari UMKM - UMKM yang punya produk unggulan didukung dengan bahan baku yang cukup dan kapasitas produksi cukup serta bisa dikembangkan. Nanti akan masuk inkubasi bisnis untuk dikembangkan dari mikro ke kecil dan kecil ke menengah," jelas Teten.
Dengan rencana itu, sambung Teten, pemerintah bisa menambah jumlah wirausaha tidak hanya 3,47 persen tapi sampai 4 persen. Mengingat Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara lain.
"Kita masih sangat rendah. Dibandingkan Singapura yang penduduknya kurang 4 juta tapi jumlah wirausaha sudah 8,5 persen, Thailand dan Malaysia sudah 4,5 persen, kita di bawah 4 persen" ujar Teten.
Menurut Teten, dengan dukungan pembiayaan yang baru dan pendekatan inkubasi ini diharapkan mendorong UMKM untuk dikembangkan. Kementerian mendorong daerah untuk peningkatan.
"Di daerah coba didata untuk bisa naik kelas. Kendalanya sekarang ini jumlahnya 98 persen mikro, mikro tidak produktif karena tidak menerapkan teknologi, pembiayaan mikro sulit menyebabkan naik kelas sehingga pemerintah sedang mencari skema," pungkas Teten.
Direktur PT Gula Energi Nusantara, Joko Budi Wiryono, mengatakan hasil produksi gula cair telah merambah retail modern di seluruh Indonesia. Gula cair merupakan gula konsumsi yang saat ini dibutuhkan masyarakat dan memungkinkan swasembada gula.
"Kalau tren ini kita teruskan, kita akan swasembada gula dalam waktu 50 sampai 100 tahun yang akan datang. Untuk itu kami tertantang memproduksi sendiri berupa gula cair membantu menuju swasembada gula," ujar Joko pada wartawan.
Pantauan detikcom saat kunjungan itu Teten Masduki didampingi Bupati Klaten Sri Mulyani dan ketua DPRD Klaten Hamenang Wajar Ismoyo berdialog dengan warga. Rombongan juga mengecek lokasi produksi.
(hns/hns)