Bank Indonesia (BI) mencatat bunga kredit perbankan terus mengalami penurunan meskipun terbatas. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan hal ini seiring dengan rendahnya suku bunga kebijakan moneter dan likuiditas yang masih longgar.
Perry menjelaskan di pasar uang dan pasar dana, suku bunga PUAB overnight dan suku bunga deposito perbankan telah menurun, masing-masing sebesar 155 bps (yoy) dan 196 bps (yoy) menjadi 2,79% dan 3,76% pada Maret 2021.
"Di pasar kredit, Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan telah menurun sebesar 174 bps (yoy) menjadi 8,9% pada Maret 2021. Kelompok Bank BUMN mencatatkan penurunan SBDK yang paling dalam di antara kelompok bank lainnya yaitu sebesar 270 bps (yoy) pada Maret 2021," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (25/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan kemudian untuk SBDK kelompok bank lainnya masih menurun secara terbatas. Namun di sisi lain, penurunan SBDK tersebut belum diikuti dengan penurunan suku bunga kredit baru secara sepadan yaitu hanya menurun sebesar 59 bps (yoy) pada periode yang sama.
Jika dilihat dari kelompok bank, untuk Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) dan bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatatkan penurunan suku bunga kredit baru yang masih sangat rendah, yaitu masing masing sebesar 34 bps (yoy), 52 bps (yoy) dan 55 bps (yoy).
Sementara itu, kelompok Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) mengalami penurunan suku bunga kredit baru paling signifikan yaitu sebesar 158 bps (yoy).
"Hal tersebut mendorong suku bunga kredit baru untuk kelompok BPD dan BUSN berada pada level tertinggi dibanding kelompok bank lainnya yaitu masing-masing sebesar 10,05% dan 9,32%. Sementara itu, suku bunga kredit baru bank BUMN dan KCBA tercatat masing-masing sebesar 8,70% dan 5,34%," jelas Perry.
Tonton juga Video: Jokowi Tingkatkan Batas KUR Tanpa Jaminan Jadi Rp 100 Juta