Langkah awal proses pembentukan ekosistem BUMN sektor UMi-UMKM (Ultra Mikro-Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) telah dimulai dengan adanya rencana yang tertulis dalam keterbukaan informasi. Keterbukaan Informasi ini disampaikan BRI melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan website BRI (https://bri.co.id/announcement).
Diketahui, pemerintah pada Senin (14/6) tetap mempertahankan kepentingan pengendali dalam ekosistem untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis masyarakat dalam langkah awal pembentukan ekosistem UMi-UMKM.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan keterbukaan informasi menjadi tanda dimulainya proses pembentukan ekosistem BUMN sektor UMI-UMKM. Ia menjelaskan semangat dan tujuan utama pembentukan ini ialah memusatkan dan mensinergikan keahlian dalam satu 'rumah besar'. Harapannya, ekosistem ini bisa melayani pelaku usaha Ultra Mikro secara end-to-end dengan lebih luas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sunarso pun menambahkan, tujuan pembentukan ekosistem ini tak lain adalah supaya mereka (pelaku bisnis UMi-UMKM) bisa segera bangkit.
"Kami meyakini bahwa kunci bangkitnya perekonomian Indonesia terletak pada pelaku usaha ultra mikro dan UMKM, sehingga dengan adanya ekosistem ini mampu mempercepat pemulihan ekonomi nasional yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Tujuan kami dalam mendukung ekosistem adalah untuk mendukung fase pertumbuhan ekonomi Indonesia berikutnya, yang telah tergelincir oleh pandemi COVID-19," ujar Sunarso dalam keterangan tertulis, Selasa (15/6/2021).
Ia mengatakan BRI menjadi perusahaan induk holding BUMN sektor UMi-UMKM melalui Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD). Nantinya, pemerintah akan melaksanakan haknya melalui inbreng seluruh saham seri B miliknya di Pegadaian dan PNM kepada BRI dan menyisakan kepemilikan 1 saham Seri A Dwiwarna.
Sunarso menilai pembentukan holding dengan BRI sebagai induknya penting untuk mengintegrasikan kapabilitas setiap perusahaan. Tujuannya, guna melayani pelaku usaha ultra mikro, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan lebih baik lagi.
Selain menyediakan layanan pembiayaan yang komprehensif, ia menilai integrasi ekosistem ultra mikro ini juga akan memberikan akses simpanan, pembayaran, dan investasi bagi nasabah ataupun calon nasabah. Menurutnya, hal ini akhirnya akan dapat meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
Sunarso pun menegaskan keikutsertaan pemerintah dalam PMHMETD membuat negara tetap menjadi pemegang saham pengendali atas BRI, Pegadaian, dan PNM. Untuk itu, ia menjamin pihaknya siap bahu-membahu dengan Pegadaian dan PNM dalam mewujudkan tujuan pembentukan ekosistem BUMN.
Ia menyebutkan rencana PMHMETD akan menjadi efektif setelah disetujui oleh RUPSLB, juga setelah memperoleh pernyataan efektif dari regulator.
Lebih lanjut, Sunarso menjelaskan proses inbreng yang dilakukan Pemerintah membuat Pegadaian dan PNM akan terkonsolidasi dengan BRI. Menurutnya, pembentukan holding ini menjadi langkah awal yang penting dalam upaya memperkuat pemberdayaan serta perluasan akses keuangan untuk UMKM.
Ia pun menilai pembentukan ekosistem ini akan berdampak positif bagi valuasi dan efisiensi BRI, PNM, Pegadaian, serta membangun organisasi bisnis yang lebih berbasis nilai-nilai environment, social, dan governance.
Keterbukaan Informasi sebagai Langkah Awal
Sementara itu, Ketua PMO (Project Management Officer) Integrasi Ekosistem Ultra Mikro sekaligus Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto mengatakan Keterbukaan Informasi (KI) yang dipublikasikan Senin (14/06) adalah awal dari langkah pembentukan ekosistem UMi UMKM yang mengusung visi ke depan.
Ia menyampaikan langkah ini akan memberikan dukungan optimal bagi jutaan pelaku usaha di segmen tersebut. Khususnya bagi pelaku usaha yang saat ini potensinya belum tergarap ketika ketiga perusahaan pelat merah tersebut tidak diselaraskan.
"Masih ada serangkaian proses yang akan dilalui hingga tuntasnya proses ini. Sebagai perusahaan terbuka, BRI bertanggung jawab untuk melaksanakan keseluruhan prosesnya sesuai dengan regulasi yang berlaku secara transparan. Selama proses tersebut, kami juga akan memastikan seluruh operasional dan layanan berjalan normal seperti biasa baik di BRI, Pegadaian maupun PNM," jelasnya.
Catur berharap pembentukan ekosistem ultra-mikro ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi daerah-daerah secara nasional. Selain itu, upaya ini diharapkan juga dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan bisnis baru di segmen ultra-mikro, serta memperkuat kerangka sistem keuangan melalui integrasi layanan keuangan strategis. Bagi pengusaha ultra-mikro, lanjutnya, integrasi ini akan memastikan mereka mendapatkan akses yang lebih luas ke layanan keuangan.
(akn/hns)