Bank Digital Kerja Sama dengan Minimarket, Apa Untungnya buat Konsumen?

Bank Digital Kerja Sama dengan Minimarket, Apa Untungnya buat Konsumen?

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 08 Jul 2021 14:26 WIB
MENIMBANG PENDIRIAN BANK DIGITAL DI INDONESIA
Foto: detik
Jakarta -

PT Bank Aladin Syariah (BANK) telah berkolaborasi dengan salah satu perusahaan ritel, PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) lewat layanan perbankan yang menggabungkan sistem online dan offline (omnichannel).

Ekonom sekaligus Peneliti Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani menilai, sinergi antara kedua perusahaan tersebut akan menguntungkan konsumen dan nasabah dari sisi kemudahan ke depannya.

"Konsumen akan dimudahkan, karena nanti kecenderungannya kan sekarang beli apapun bisa dengan online, termasuk di Alfamart," ujar Aviliani, Kamis (8/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aviliani mengatakan, potensi pemberian diskon maupun potongan juga dapat menguntungkan konsumen. Kendati demikian, menurutnya hal tersebut wajar karena di masa pandemi ini, kebutuhan belanja online lebih tinggi dibandingkan offline. "Karena selama ini konsumen juga sudah melakukan online, dan kalo nggak pandemi juga offline," ucapnya.

Selain konsumen, Aviliani menerangkan, kedua perusahaan juga diuntungkan atas kolaborasi tersebut. Menurutnya, dari sisi Bank Aladin, diuntungkan dengan jutaan database konsumen, karena Alfamart merupakan salah satu minimarket terbesar di Indonesia dengan puluhan ribu gerai.

ADVERTISEMENT

"Bank Aladin-nya diuntungkan dia bisa mendetect data tentang perilaku konsumen sehingga nanti bisa dilihat kalau orang yang belanjanya rata-rata sebulan sekian, wah, dia bisa disasar untuk dapat pinjaman," tuturnya.

Sedangkan dari sisi Alfamart, Aviliani membeberkan bahwa masuknya Bank Aladin bisa menambah opsi pembayaran digital di minimarket tersebut. Sebab, prospek ke depannya seluruh transaksi akan diprioritaskan melalui pembayaran digital (cashless).

"Dari Alfamart untung juga karena makin banyak yang tidak menggunakan cash. Kan dari sisi pendapatannya jauh lebih baik Kalau sekarang yang dihindari yang pembayaran cash kan," jelasnya.

Aviliani menambahkan, sampai saat ini sektor perbankan syariah belum digarap secara maksimal, karena pertumbuhanya bahkan masih kurang dari 5%. Menurutnya, hal tersebut terjadi bukan karena masalah kurangnya pembiayaan, tapi lebih kepada sektor riil.

Sehingga ke depan perlu lebih didorong untuk menggarap sektor riil yang memiliki konsep syariah, yang saat ini jumlahnya di Indonesia masih sangat minim.

"Jadi artinya semua menggalakkan bank syariah, baik digital syariah atau apapun, tapi kalau sektor riil-nya tidak banyak yang syariah kan jadi sama aja kaya bank konvensional,'' pungkasnya.


Hide Ads