Lalu pada awal 2021, Perry menyebut jika suku bunga kredit pada Desember 2020 sudah lebih rendah. Dia memprediksi jika penurunan akan berlanjut karena likuiditas longgar dan rendahnya suku bunga acuan.
Memasuki Februari 2021 Perry kembali menyinggung bank untuk menurun bunga kredit. Perry menyebutkan jika penurunan suku bunga kredit bisa jadi upaya untuk mendorong kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional.
Kemudian pada Mei 2021, Perry menyebut jika suku bunga perbankan telah mengalami penurunan. Data BI menunjukkan penurunan SBDK ini diikuti dengan penurunan suku bunga kredit baru namun secara terbatas dan belum sepadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan komponen pembentuk SBDK, komponen Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK) mengalami penurunan lebih besar dibandingkan komponen Biaya Overhad (IHC) dan komponen margin keuntungan.
Dari catatan BI di pasar uang dan pasar dana, suku bunga PUAB overnight dan suku bunga deposito 1 bulan perbankan telah menurun, masing-masing sebesar 55 bps dan 205 bps sejak Juli 2020 menjadi 2,82% dan 3,43% pada Juli 2021.
Di pasar kredit, penurunan SBDK perbankan terus berlanjut, meski dalam besaran yang lebih terbatas, yaitu menurun dari 8,82% pada Juni 2021 menjadi 8,81% pada Juli 2021.
Suku bunga kredit baru mengalami penurunan pada Agustus 2021, seiring dengan menurunnya persepsi risiko perbankan terhadap dunia usaha setelah pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas.
"Bank Indonesia mengharapkan perbankan untuk terus melanjutkan penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk mendorong kredit kepada dunia usaha," jelas dia.
(kil/eds)