PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan antusiasme investor atas Right Issue yang sangat tinggi. Berdasarkan hitungan data Biro Administrasi Efek Datindo Entrycom, jumlah HMETD yang telah di-exercise hingga Rabu (22/9) telah mencapai 27,48 miliar lembar saham.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkap, jumlah saham tersebut jika dinominalkan mencapai Rp 93,4 triliun atau mencapai 97,4% dari total right issue. Ia mengatakan, meskipun data proceed pencapaian tersebut belum merupakan data final, namun pencapaian ini telah membuat BRI menorehkan sejarah sebagai Rights Issue terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Menurutnya, kini BRI menduduki peringkat 3 Rights Issue di Asia dan nomor 7 di seluruh dunia. Untuk itu, Sunarso menyampaikan bahwa perseroan merasa bangga atas keberhasilan aksi korporasi tersebut, terutama di tengah pandemi COVID-19 yang menantang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keberhasilan (Rights Issue) ini merupakan cermin bahwa dunia luar masih percaya akan prospek ekonomi Indonesia saat ini dan di masa mendatang," imbuhnya.
Ia menjelaskan dana dari hasil Rights Issue tersebut nantinya akan digunakan perseroan dalam mengembangkan ekosistem ultra mikro guna mengakselerasi ekonomi kerakyatan.
Lebih lanjut, Sunarso menjelaskan di dalam right issue ini pihaknya menawarkan sebanyak-banyaknya 28,21 miliar lembar saham baru Seri B atas nama dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau sebanyak-banyaknya 18,62% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PMHMETD I.
Pihaknya memperkirakan dana segar yang diraup dari publik melalui right issue dapat mencapai Rp 41,15 triliun. Menurutnya, nominal ini akan didapat apabila semua pemegang saham publik mengeksekusi haknya sesuai porsi masing-masing.
Selain itu, lanjutnya, jika diakumulasi dengan dana inbreng dari pemerintah, maka optimalisasi right issue BRI bisa bernilai Rp 96 triliun.
Baca juga: Right Issue Jumbo BRI Layak Ditebus? |
"Di masa pandemi seperti ini mendapatkan kepercayaan dari market dalam dan luar negeri merupakan sebuah pencapaian besar. Ini benar-benar fresh money masuk ke pasar modal dan tentu bagus untuk Indonesia. Kami berkomitmen untuk memanfaatkan dana tersebut memberdayakan UMKM. Seperti yang sudah pernah saya sampaikan, 60%-70% dananya akan digunakan untuk mengembangkan ekosistem ultra mikro dan sisanya untuk memperkuat bisnis kecil dan mikro BRI," ujarnya.
Sunarso pun mengaku pihaknya optimis mampu meningkatkan penyaluran kredit ultra mikro sebesar 14% per tahun dengan kesuksesan Rights Issue ini.
"BRI memerlukan sumber pertumbuhan baru ke depan yaitu segmen ultra mikro, sehingga perseroan dapat tumbuh berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, tak terkecuali pelaku usaha ultra mikro dan UMKM," pungkasnya.
Untuk informasi lebih lengkap, ikuti beritanya di https://sinergiultramikro.detik.com/.
(akn/ega)