Transaksi Digital Melesat, Bank Kurangi Kantor Cabang?

Transaksi Digital Melesat, Bank Kurangi Kantor Cabang?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 21 Okt 2021 17:30 WIB
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus berkomitmen memberikan layanan terbaik bagi nasabah setianya melalui digitalisasi perbankan yang optimal.
Transaksi Digital Melesat, Bank Kurangi Kantor Cabang?
Jakarta -

Transaksi digital di perbankan terus mengalami peningkatan. Mulai dari mobile banking sampai internet banking. Hal ini karena makin banyak masyarakat yang sudah melek teknologi di sektor keuangan.

Selain itu layanan digital ini juga memberikan kemudahan dan efisiensi dalam bertransaksi. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyebutkan memang pertumbuhan transaksi digital ini sangat menarik.

BCA saat ini memiliki BCA Mobile, Klik BCA yang sering digunakan oleh para nasabah. "Kalau dilihat ini kenaikannya luar biasa, dibandingkan September tahun 2020 saja kenaikannya itu 89% transaksinya tinggi sekali," jelas dia dalam konferensi pers, Kamis (21/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jahja mengungkapkan, saat ini memang 88% transaksi nasabah sudah digital. Tapi sisanya masih butuh ke cabang dan ke ATM karena memang uang tunai masih diperlukan. Saat ini transaksi seperti cek saldo di mesin ATM sudah berkurang drastis, karena kebanyakan sudah memeriksa di aplikasi mobile banking.

Dia menyebut saat ini cabang BCA sekitar 1.200 lebih sedikit jika dibandingkan dengan kantor cabang milik BRI atau Bank Mandiri. Jahja mengatakan meskipun saat ini sudah bisa membuka rekening di aplikasi mobile banking, namun ada saja nasabah yang mendatangi kantor cabang.

ADVERTISEMENT

"Sekarang buka account sudah online, satu hari bisa 12 ribu, tapi yang datang ke cabang ada aja sekitar 8-10 ribu. Keberadaan cabang itu masih perlu untuk misalnya transaksi uang valuta asing, kan belum bisa keluar dari smartphone ya," ujar dia.

Dari data Bank Indonesia (BI) Transaksi ekonomi dan keuangan digital tumbuh terus seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.

Nilai transaksi Uang Elektronik (UE) sampai dengan kuartal III 2021 meningkat 45,05% (yoy) menjadi Rp 209,81 triliun, dan diproyeksikan meningkat 38,75% (yoy) hingga mencapai Rp284 triliun untuk keseluruhan tahun 2021.

Lihat juga video 'Transaksi Digital Kian Mudah, Pengguna Jadi Makin Konsumtif?':

[Gambas:Video 20detik]



Lanjut ke halaman berikutnya.

Demikian pula, nilai transaksi digital banking sampai dengan kuartal III 2021 meningkat 46,72% (yoy) menjadi Rp 28.685,48 triliun, dan diproyeksikan tumbuh 43,04% (yoy) mencapai Rp 39.130 triliun untuk keseluruhan tahun 2021.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dengan pelaksanaan uji coba digitalisasi bantuan sosial (bansos) serta optimalisasi dan percepatan penyaluran bansos.

Di sisi tunai, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada September 2021 tumbuh 10,44% (yoy) mencapai Rp 841,73 triliun. Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang di seluruh wilayah Indonesia, dengan penguatan strategi distribusi uang dan pembukaan kembali layanan kas seiring dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di masing-masing daerah.

(kil/fdl)

Hide Ads