Transaksi Digital Melesat, 2.500 Kantor Cabang Bank Tutup!

Transaksi Digital Melesat, 2.500 Kantor Cabang Bank Tutup!

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 27 Okt 2021 06:41 WIB
Seorang nasabah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. sedang mengakses layanan mobile banking Bank BTN di Jakarta, Senin (19/7). Dalam rangka mendukung Pemerintah menekan laju penularan Covid-dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang masih terus diterapkan, Bank BTN mengoptimalkan layanan digital banking, seperti mobile banking, internet banking serta ATM. Bank BTN juga menambah  fitur Cardless Withdrawal, dimana nasabah dapat melakukan transaksi tarik tunai tanpa kartu di ATM, serta QRIS, fitur yang memudahkan nasabah bertransaksi dengan  memindai QR Code melalui aplikasi mobile banking BTN. Jumlah transaksi mobile banking Bank BTN tercatat melonjak hingga 52% yoy menjadi 65,62 juta transaksi pada bulan Juni 2021 atau naik dari 43,14 juta transaksi pada Juni 2020.
Foto: dok. Bank BTN
Jakarta -

Transaksi digital di layanan perbankan terus mengalami peningkatan. Apalagi di masa pandemi COVID-19 yang membuat ruang gerak masyarakat semakin terbatas namun harus tetap bertransaksi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan saat ini Indonesia sudah memasuki era digitalisasi. Gaya hidup masyarakat juga sudah berubah dan membutuhkan kecepatan dan efisiensi saat bertransaksi.

Karena itu kalangan perbankan diminta untuk melakukan perubahan model bisnis yang saat ini masih tradisional. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat mengungkapkan apalagi nasabah yang menuntut agar bank bisa memberi layanan yang inovatif dan sederhana sehingga memudahkan masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dapat kami sampaikan, terkait akselerasi transformasi digital ini terkait fenomena penurunan jaringan kantor bank. Dari 2017 hingga Agustus 2021 ada sejumlah 2.563 kantor yang mengalami penurunan," kata dia.

Teguh mengungkapkan tapi penurunan kantor cabang ini diimbangi dengan naiknya transaksi layanan elektronik seperti mobile banking dan internet banking yang naik lebih dari 300% sejak 2016 hingga Agustus 2021. Untuk internet banking naik pesat sejak 2016 - 2021 hampir 50%.

ADVERTISEMENT

Kemudian hal lain yang signifikan adalah Uang Elektronik (UE) dari 2015-2020 hampir 4.000% dari Rp 5,28 triliun menjadi Rp 204,9 triliun.

Dia mengungkapkan, realisasi perbankan elektronik dan digital juga terus mengalami kenaikan. Misalnya layanan perbankan elektronik dan digital ini turut mendorong rekening dan dana pihak ketiga (DPK) yakni dari 260 juta rekening menjadi 337 juta pada 2020.

"Termasuk ketersediaan bank yang menyediakan layanan digital tanpa tatap muka langsung," jelasnya.




(kil/zlf)

Hide Ads