BI untuk penerbitan CBDC ini. Antara lain pendekatan direct atau langsung seperti masyarakat atau rumah tangga dan korporasi yang mendapatkan token langsung dari bank sentral.
Kedua indirect yang melalui dua tahap yaitu tier 1 perbankan dan tier 2 para pengguna baik rumah tangga maupun korporasi. "Yang kedua menurut hemat kami lebih tepat, ini seperti peredaran uang kertas dan uang logam saat ini. Jadi bank sentral mengedarkan melalui perbankan dan kemudian masyarakat mendapatkan uang kertas dan logam dari perbankan tersebut," ujar dia.
Memang saat ini transaksi pembayaran digital terus mengalami peningkatan. Dikutip dari laporan tahunan BI 2021, disebutkan transaksi uang elektronik pada 2021 diperkirakan mencapai Rp 40.000 triliun atau akan naik 41,2% secara tahunan (year on year/yoy). Serta akan kembali tumbuh tinggi 16,3% (yoy) hingga mencapai Rp 337 triliun pada 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(kil/fdl)