Jakarta -
Perempuan asal Sukabumi berinisial RAM membuat sayembara untuk menemukan pelaku investasi bodong yang telah merugikan dirinya sebesar Rp 115 juta. Dia akan memberikan Rp 5 juta bagi yang menemukan dua pelaku tersebut.
Diketahui kedua pelaku itu merupakan sepasang suami istri asal Lamongan bernama Silviya Arbiyati dan Adam Manoch. RAM kenal dengan keduanya saat 3-4 tahun yang lalu di salah satu komunitas.
"Minta tolong semuanya siapapun yang menemukan mereka, saya dan member lainnya pasti bakalan ngasih uang Rp 5 juta per kepala! Karena keberadaan pelaku masih simpang siur ada yg blg di Lamongan, Surabaya, Kalimantan, Bandung. Nomor HP-nya sudah tidak bisa dilacak," kata RAM dikutip dari akun Twitternya @*a*iayo*ia, Selasa (11/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, Lawyer pendamping RAM bernama Derby Karunia Anoda membenarkan sayembara tersebut. Hal itu merupakan inisiasi dari para korban yang menginginkan pelaku segera ditemukan. "Iya benar, dikasih nanti. Semua member iuran buat itu, jadi bener adanya pasti dikasih," kata Derby kepada detikcom.
Bagi masyarakat yang menemukan, bisa menghubungi lewat Twitter pribadi @derby_anoda. "DM di situ, langsung cash uangnya," tuturnya.
Kronologi Investasi Bodong Lamongan
Silvy sebagai pelaku mengiming-imingi para korban bahwa dalam sepuluh hari uang akan bertambah. Katanya investasi dikelola sendiri bersama suami, di mana uang akan diputarkan menggunakan trading dan diinvestasikan kembali ke beberapa tokonya seperti toko baju, gerai boba, online store, dan usaha lainnya.
"Misalnya Rp 500 ribu jadi Rp 700 ribu, Rp 800 ribu jadi Rp 1,2 juta, Rp 1 juta jadi Rp 1,5 juta dan seterusnya," jelas RAM.
Silvy menjanjikan ke setiap member bahwa jika terjadi kerugian atau uang hilang, maka dia akan mengembalikan modal 100%. Selama investasi 2 bulan pertama (November-Desember 2021), RAM menyebut proses transaksi berjalan lancar bahkan yang bersangkutan sering memberikan bonus berupa uang dan tiket hotel untuk menginap.
Nah puncaknya pada 7 Januari 2022, terbongkar bahwa investasi ini bukan dikelola oleh Silvy dan ada pihak lain. "Silvy mengatakan bahwa dia mengalami lose/uang hilang di trading. Silvy membuat pengakuan bahwa trading ini bukan dilakukan oleh dia tetapi oleh Bilad (pihak pertama sebenarnya)," jelasnya.
Beberapa member pun mencari tahu mengenai informasinya hingga diketahui ini merupakan investasi bodong dan Silvy bukan pihak pertama, melainkan pihak kedua (reseller). Pihak pertama adalah Billad yang saat ini disebut sudah diamankan di Polres Lamongan.
Ternyata selama ini keuntungan dari investasi tidak melalui trading, melainkan melalui Member Get Member (MGM) di mana uang member yang masuk pada hari itu, dipakai untuk menutupi uang yang akan cair pada hari itu.
Jadi skema yang dilakukan ini mencari downline atau semacam ponzi. Selain Silvy, ada Arum yang termasuk 35 orang menjadi reseller investasi bodong ini di mana mereka menyetor uang kepada pihak pertama yaitu Billad untuk mendapatkan fee.
"Fee sebanyak Rp 100 sampai Rp 200 ribu per slot, Silvy ini per harinya bisa kurang lebih 500 slot. Silvy berdalih bahwa ini adalah MGM yang dilakukan oleh pihak pertama sehingga dia menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada pihak pertama. Tetapi diketahui, semenjak 30 Desember 2021 sampai 7 Januari 2022, Silvy sudah mengetahui ini dan melakukan MGM sendiri," bebernya.
"Dan uang yang sudah jelas saat ini ada di tangan Silvy adalah Rp 100 juta karena uang itu hasil dari open slot pada tanggal 7 yang belum diputarkan dan belum dikirim ke pihak pertama. Keluarga Sylvi sudah angkat tangan dan tidak mau tanggung jawab, rumah sudah kosong," tandasnya.