Pada 2023, aktivitas ekonomi di semua negara maju seperti Amerika Serikat (AS), kawasan Euro dan Jepang, kemungkinan akan pulih lebih dulu dari pandemi COVID-19. Meski begitu, output di negara berkembang diperkirakan akan tetap 4% alias lebih rendah dari sebelum COVID-19.
Malpass menyalahkan program stimulus di negara-negara maju yang dinilai memperburuk kesenjangan dengan mendorong inflasi global. Sementara pejabat di banyak negara, termasuk AS sekarang diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk mencoba mengendalikan kenaikan harga.
"Biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat merusak kegiatan ekonomi terutama di ekonomi yang lebih lemah," kata Malpass.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara terpisah, Forum Ekonomi Dunia (WEF) memperingatkan bahwa pemulihan ekonomi yang berbeda membuat lebih sulit untuk berkolaborasi dalam tantangan global seperti perubahan iklim.
"Kesenjangan yang melebar di dalam dan antar negara tidak hanya akan mempersulit pengendalian COVID-19 dan variannya, tetapi juga berisiko menghambat," kata WEF dalam laporan risiko global tahunan.
(aid/fdl)