Asuransi Tugu Mandiri Ganti Nama Jadi PertaLife Insurance

Asuransi Tugu Mandiri Ganti Nama Jadi PertaLife Insurance

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 17 Jan 2022 13:31 WIB
PT Perta Life Insurance
Foto: Aulia Damayanti
Jakarta -

PT Asuransi Tugu Mandiri berganti nama menjadi PT Perta Life Insurance. Direktur Utama PertaLife Insurance Hanindio W. Hadi, mengungkap pergantian nama ini sekaligus dengan perubahan nama brand (PertaLife Insurance) hingga logo perusahaan.

"Rebranding corporate identity ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan performa perusahaan ke arah yang lebih baik sekaligus menumbuhkan kepercayaan lebih kepada para stakeholders, termasuk nasabah," jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (17/1/2022).

Ia mengungkap dalam perubahan ini, perusahaan sudah menempuh sejumlah ketentuan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan izin usaha di bidang asuransi jiwa kepada PertaLife Insurance melalui Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK Nomor KEP 881/NB 11/2021 tertanggal 28 Desember 2021. Hanindio mengatakan perubahan ini juga andil dari Pertamina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsep Pertamina kepada Tugu Mandiri sangat-sangat besar dari Direktur Utama, Direktur Keuangan keuangan for the 36 year, stable begitu saja. Dengan begitu besar itu, Pertamina melihat anak cucu perusahaan harus tranformasi, makanya komitmen Pertamina seperti apa, akan kami, termasuk saya memberikan kontribusi," tambahnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan dengan identitas baru, perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan inovasi produk sesuai kebutuhan nasabah. Hal itu dilakukan dengan melakukan transformasi secara komprehensif dengan tujuan utama memperbaiki kinerja keuangan dan menciptakan bisnis yang lebih sehat.

ADVERTISEMENT

"Transformasi mencakup tiga hal, yaitu Transformasi Sumber Daya Manusia (People). Produk dan Proses bisnis melalui sistem yang terintegrasi. Transformasi dilakukan dengan mengimplementasikan budaya kinerja yang produktif, optimalisasi produk melalui restrukturisasi portofolio produk, serta perbaikan tata kelola salah satunya dengan mengimplementasikan kendali IT System," jelasnya.

Selain transformasi bisnis, perusahaan akan mengembangkan digitalisasi untuk proses bisnis dan pemasaran. "Kami juga akan melakukan efisiensi sebagai salah satu upaya untuk bertahan dan berkembang di tengah kondisi Pandemi yang masih belum bisa diprediksi kapan akan berakhir," jelas Hanindio.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran PertaLife Insurance Haris Anwar mengatakan terkait digitalisasi, Ia mengatakan intinya layanan asuransi perusahaan akan ditransformasikan ke layanan digital. Selain itu pihaknya juga akan mengeluarkan 7 produk baru di 2022 ini. Sayangnya pihak PertaLife enggan mau memberikan gambaran produk tersebut.

"Digitalisasi ini men-introduce produk baru. Saat ini kami sedang menggodok produk baru di pasar. Kita harapkan di 2022 ini ada 7 produk baru yang kita bahas dengan OJK. Dan digitalisasi memang menjadi bagian peningkatan kinerja perusahaan," tuturnya.

Lanjut halaman berikutnya.

Kemudian terkait seluruh perjanjian atau kontrak dengan para nasabah/pemegang polis atau mitra bisnis yang telah ditandatangani dan menggunakan nama PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri disebut, tidak ada perubahan, masih tetap berlaku sesuai dengan syarat & ketentuan polis asuransinya dan yang sudah disepakati sebelumnya.

Dia menambahkan, perseroan akan memberitahukan informasi selanjutnya kepada pemegang polis asuransi dan mitra bisnis mengenai perubahan tersebut melalui e-mail, surat, serta nantinya melalui website perusahaan.

"Untuk penjelasan lebih lanjut atas perubahan nama perseroan, dapat menghubungi Sekretaris Perusahaan melalui email," jelas Haris.

Perusahaan optimistis pertumbuhan bisnis PertaLife Insurance akan sangat baik ke depannya, Direktur Keuangan dan Investasi PertaLife Insurance, Yuzran Bustamar melaporkan pada 2021 perseroan meraih laba bersih sebesar Rp 27,30 miliar per November 2021, meningkat 48,53% dibandingkan sepanjang 2020 sebesar Rp18,38 miliar.

Menurut Yuzran, perbaikan laba bersih itu ditopang pendapatan investasi, imbalan jasa Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dan penurunan biaya operasional. Per November 2021, pendapatan investasi tercatat sebesar Rp 58,27 miliar, meningkat dibandingkan sepanjang 2020 sebesar Rp 44,96 miliar, sedangkan biaya operasional menurun dari Rp 155,3 miliar menjadi Rp 80,1 miliar.

Diakui juga pandemi Covid 19 menjadi tantangan cukup berat untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis asuransi. Tekanan itu tercermin pada pendapatan premi yang belum optimal.

"Per November 2021, pendapatan premi tercatat sebesar Rp 445,32 miliar, di bawah pendapatan premi sepanjang 2020 sebesar Rp470,10 miliar. Hingga akhir Desember 2021, kami memperkirakan pendapatan premi sedikit di atas perolehan tahun sebelumnya."

Kemudian, total aset PertaLife Insurance meningkat menjadi sebesar Rp 2,21 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,97 triliun.



Simak Video "Video Menkes soal Nasabah Asuransi Tanggung Biaya 10%: Kalau Bisa Jangan Sakit"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads