PT Bank Aladin Syariah Tbk tahun ini akan berburu dana segar dengan berbagai cara. Hal itu demi memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengharuskan pendirian bank baru wajib memiliki modal inti Rp 3 triliun.
Presiden Direktur Bank Aladin Syariah Dyota Mahottama Marsudi mengatakan, untuk memenuhi ketentuan itu perusahaan akan melakukan fundraising. Bank Aladin Syariah sendiri per September 2021 memiliki modal inti Rp 1,09 triliun.
"Tidak ada cara lain selain fundraising. Tapi fundraising-nya dalam bentuk apa, dalam dalam bentuk right issue kah, private placement kah, atau instrumen-instrumen lainnya kita belum bisa bahas. Tapi yang pasti kita akan fundraising," tuturnya saat berbincang dengan detikcom.
Dyota menegaskan bahwa perusahaan saat ini masih mengkaji semua kemungkinan untuk fundraising, termasuk menerbitkan saham baru atau menerima suntikan modal investor baru. Untuk jumlahnya sendiri Dyota juga masih enggan mengungkapkannya.
"Sebanyak-banyaknya. Maaf kalau angka gitu aku susah ngomongnya. Tapi intinya kita nggak hanya harus comply ke OJK tapi kita juga harus ada modal untuk kita bisa pakai untuk investasi," tuturnya.
Menurut Dyota sebagai perusahaan rintisan, Bank Aladin Syariah memiliki 2 pilihan, langsung tancap gas untuk memetik laba tapi pertumbuhannya kecil atau berpuasa profit di awal demi mengejar pertumbuhan yang lebih cepat.
"Nah kita ini lagi puasa nih. Jadi otomatis kita butuh modal yang sedikit lebih besar dari pada ketentuan OJK. Makanya saya jawab ya sebesar-besarnya. Karena kan kita nggak langsung untung," tutupnya.