Wamen BUMN Ungkap PR Besar Industri Asuransi

Wamen BUMN Ungkap PR Besar Industri Asuransi

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 07 Apr 2022 09:29 WIB
Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo
Foto: Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo. (Wilda Nufus/detikcom).
Jakarta -

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkap, industri asuransi menghadapi sejumlah tantangan. Tantangan tersebut terkait pengembangan dan diferensiasi produk, serta peningkatan pelayanan yang membutuhkan IT dan SDM yang handal.

"Untuk itu, bersama-sama dengan Holding Asuransi (IFG), saya terus mendukung upaya PT Askrindo untuk terus bertransformasi baik pada bisnis proses, SDM, IT dan organisasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (6/4/2022).

"Kementerian BUMN juga mengalami transformasi yang cukup besar, peran Kementerian BUMN dan cara mengelola perusahaan BUMN ini juga berubah secara drastic di mana dulu arsitek atau organisatoris, sekarang keterlibatan Kementerian BUMN dalam mengelola strategi implementasinya dan ekekusinya sangat dalam," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di hari jadi ke 51, PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo meluncurkan Aplikasi DigiAsk 4.0. Peluncuran aplikasi DigiAsk 4.0 juga menandai hasil transformasi di bidang IT dalam rangka peningkatan layanan dan peneterasi ke segmen ritel melalui aplikasi digital.

Direktur Utama Askrindo, Priyastomo menjelaskan, dengan dukungan Askrindo Core System, Askrindo mengembangkan aplikasi-aplikasi berbasis digital platform, sehingga bisnis dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat.

ADVERTISEMENT

"Dengan adanya transformasi di bidang IT tersebut, dari sisi nasabah akan memperoleh kenyamanan, kemudahan serta kualitas SLA yang lebih baik lagi, dan bagi Askrindo sendiri akan meningkatkan kualitas dan keakuratan proses akseptasi dan pengajuan klaim dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian serta manajemen risiko yang lebih terukur," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan, Askrindo juga telah melakukan transformasi di bidang bisnis.

"Meskipun demikian, fokus usaha Askrindo pada segmen UMKM tidak pernah bergeser sejak perusahaan ini didirikan 51 tahun lalu. Peran Askrindo mendukung program kebijakan pemerintah tidak berubah sejak berdirinya perusahaan sampai saat ini. Dinamika kredit program mulai dari Bimas, KUT, PIR Trans, PRPTE, KUR, sampai KMKPEN dalam rangka pemulihan ekonomi nasional telah memberi warna pada jalannya perusahaan. Yang berubah adalah bagaimana cara Askrindo melayani nasabah dengan adanya kemajuan di bidang IT dan komunikasi,"paparnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Kemudian, transformasi juga dilakukan di bidang organisasi dengan membuat struktur organisasi lebih agile mengantisipasi era Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity (VUCA).

"Kami memperkuat fungsi manajemen risiko, serta lebih memberdayakan fungsi aktuaria, dan membangun unit kerja transformasi, sehingga dapat lebih dinamis dan prudent dalam bisnis proses serta adaptif terhadap gejolak perubahan," katanya.

Selanjutnya, transformasi di bidang sumber daya manusia adalah dengan menata ulang roadmap human capital, mulai dari perekrutan, pengembangan karir melalui talent pool. Selain itu, para pegawai Askrindo juga menggunakan merit system berbasis KPI sehingga tercipta pegawai yang handal dan tangguh dalam menghadapi era VUCA dan digital.

Tranformasi ini berdampak pada kinerja perusahaan. Priyastomo memaparkan, premi bruto tumbuh dari Rp 6,422 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 6,429 triliun di 2021. Hasil underwriting Rp 2 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 2,3 triliun di tahun 2021. Laba usaha meningkat signifikan dari Rp 1,1 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 1,5 triliun di tahun 2021.


Hide Ads