Adu Visi Misi Calon Bos OJK Bidang Pasar Modal, Doddy vs Inarno

Adu Visi Misi Calon Bos OJK Bidang Pasar Modal, Doddy vs Inarno

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 07 Apr 2022 12:55 WIB
Ilustrasi Gedung Djuanda I dan Gedung Soemitro Djojohadikusumo
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Komisi XI DPR hari ini menggelar uji kelayakan dan kepatutan untuk tiga posisi calon anggota dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ada 6 orang yang mengikuti ujian ini. Pada urutan pertama untuk posisi Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal ada Inarno Djajadi dan Doddy Zulverdi yang memaparkan visi dan misinya.

Berikut paparannya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inarno Djajadi

Inarno saat ini masih menjadi Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI). Dia memaparkan target pada 2027 kapitalisasi pasar bisa mencapai Rp 15 ribu triliun 60% dari PDB. "Rata-rata nilai transaksi harian saat ini Rp 13,37 triliun insya Allah 2027 bisa jadi Rp 25 triliun," kata dia di Komisi XI DPR, Kamis (7/4/2022).

Dia menyebutkan jumlah perusahaan tercatat saat ini 780 perusahaan dan tahun 2027 ditargetkan 1.100 perusahaan. "Jumlah investor pasar modal saat ini sekarang 7,5 juta kita harapkan di 2027 sudah mencapai lebih dari 20 juta investor pasar modal," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Inarno mengusung visi misi Building Trust & Optimism memperkuat pengawasan dan market conduct dalam mendorong pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia Maju.

Upaya pengembangan pasar modal antara lain pengaturan untuk mengakselerasi pendalaman pasar melalui keberadaan variasi produk dan layanan jasa sektor keuangan yang efisien.

Lalu meningkatkan akselerasi program yang berkaitan dengan ekonomi hijau. "Kemudian penguatan kerangka kebijakan untuk meningkatkan peran pelaku industri dalam pengembangan sektor keuangan yang sejalan dengan best practice dan market conduct," jelas dia.

Selanjutnya meningkatkan serangkaian upaya dalam rangka perlindungan konsumen. Kemudian memperkuat kerangka kebijakan layanan keuangan digital untuk penguatan kredibilitas sektor keuangan dan peningkatan kepercayaan masyarakat.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Doddy Zulverdi

Dalam paparannya Doddy menyampaikan jika dia akan membangun sistem keuangan Indonesia yang seimbang dan terintegrasi sehingga lebih stabil dan mampu menjalankan fungsi intermediasi secara lebih optimal.

Doddy menjelaskan sejalan dengan kebutuhan untuk mengubah paradigma sektor keuangan menjadi lebih modern, peran OJK dalam mendorong integrasi dan intermediasi perlu ditingkatkan.

"Misalnya hubungan kelembagaan dan mekanisme kerja di internal OJK yaitu antara regulator/pengawas di masing-masing kompartemen perlu lebih disinergikan secara end to end," jelasnya.

Selanjutnya pemahaman di internal OJK mengenai keterkaitan sektoral dan spasial dalam mendorong pembiayaan ekonomi perlu diperkuat serta penerapan standar internasional dan kerja sama internasional perlu diperluas.

OJK diharapkan dapat lebih efektif dalam mendukung peningkatan intermediasi melalui kebijakan-kebijakan yang membantu mengurangi masalah ketimpangan informasi di kalangan pelaku sektor keuangan.

Contohnya untuk mendorong fungsi intermediasi perbankan, OJK perlu mengembangkan kebijakan dan likuiditas yang mengarahkan bank agar lebih banyak mencari profit dari peningkatan volume kredit bukan net interest margin.

"Bank dapat diarahkan untuk menyalurkan kredit ke sektor-sektor yang memiliki interest rate elasticity yang tinggi, yaitu sektor yang kalau suku bunga diturunkan maka permintaan kreditnya naik signifikan," jelas dia.


Hide Ads