PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menawarkan obligasi korporasi berwawasan lingkungan (green bond) sebanyak-banyaknya Rp 5 triliun. Penawaran ini menjadi langkah bank dengan kode saham BBNI untuk memperkuat di segmen green banking.
Diketahui, BNI merupakan bank nasional pertama yang menerbitkan green bond dalam denominasi rupiah.
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengungkap dana terhimpun ini nantinya akan digunakan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan yang akrab disapa Susi ini menjelaskan surat utang tersebut ditawarkan dalam 3 seri, yakni seri A dengan jangka 3 tahun, seri B jangka 5 tahun, dan seri C jangka 7 tahun.
"Green Ekonomi merupakan salah satu komitmen jangka panjang BNI. Tentunya seluruh Penawaran Umum Green Bond ini akan kami gunakan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori KUBL seperti arahan dari pemerintah dan otoritas," ungkap Susi dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5/2022).
Adapun kategori KUBL yang dimaksud meliputi proyek-proyek yang berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi energi, pengolahan sampah menjadi energi dan manajemen limbah, penggunaan sumber daya alam dan penggunaan tanah yang berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, adaptasi perubahan iklim, gedung berwawasan lingkungan, serta pertanian berkelanjutan.
Dalam kaitannya dengan pembiayaan KUBL, BNI telah menyusun Kerangka Kerja Green Bond (Green Bond Framework). Di dalam kerangka kerja tersebut, terdapat pengaturan mengenai mekanisme pemilihan proyek (project selection) dan penggunaan dana serta mekanisme pelaporan yang diperoleh dari Penawaran Umum Green Bond.
Susi menambahkan green banking merupakan salah satu sektor yang masuk dalam kategori sangat strategis. Hal ini tak hanya disebabkan oleh manfaat green banking yang sangat tinggi terhadap kestabilan dan keberlanjutan ekonomi jangka panjang. Namun, Susi menilai perseroan memiliki banyak nasabah, debitur, serta mitra yang dapat diajak untuk bersama-sama mendorong terwujudnya green ekonomi di Indonesia.
Dalam Public Expose dan Penawaran Awal Green Bond BNI, Susi memaparkan telah terjadi perkembangan signifikan di sektor teknologi, informasi, dan ekonomi dalam 20 tahun terakhir. Menurutnya, perkembangan yang pesat tersebut harus memiliki pertumbuhan berkelanjutan untuk melestarikan lingkungan hidup agar dapat senantiasa memenuhi kebutuhan manusia.
Susi menyampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menerbitkan Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap I (2015- 2019) dan Tahap II (2021-2025). Roadmap ini dibuat dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan kapasitas sektor jasa keuangan untuk beroperasi secara ramah lingkungan.
Baca Selengkapnya
Simak Video "Video: Kala Sri Mulyani Ungkap Surat Utang Negara Laku Keras di Tengah IHSG Anjlok"
[Gambas:Video 20detik]