Bank digital saat ini terus berkembang dan meramaikan sektor perbankan di Indonesia. Ada banyak kemudahan dan keuntungan yang bisa didapatkan oleh nasabah bank digital ini.
Praktisi dan Pengamat Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo mengungkapkan prospek ke depan untuk bank digital masih cerah. Karena ini adalah kombinasi dari dua sektor yaitu perbankan dan teknologi.
Lucky menjelaskan dalam hal bank digital ini ada bank yang dilahirkan dari transformasi dan ada bank yang dilahirkan dengan cara mekanisme usaha yang pure digital banking.
Namun ini tak menjadi halangan bagi bank digital untuk bersaing di pasaran. Dia mengungkapkan saat ini contohnya ada Allo Bank yang bernaung di bawah ekosistem CT Corp.
"Karena ekosistemnya itu CT Corp dan bisnisnya bertransformasi itu menarik. Karena bank digital itu tak cuma dilihat dari banknya. Tapi juga ekosistem dan lingkungannya seperti apa," kata dia saat dihubungi, Selasa (17/5/2022).
Dia mengungkapkan Allo Bank ini dikelilingi ekosistem yang besar seperti Bukalapak sampai Bank Mega dan perusahaan-perusahaan di bawah CT Corpora. "Nah itu semua sudah melakukan kegiatan sebelum adanya Allo, itu jadi ekosistem," jelas dia.
Sebelumnya Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengungkapkan prospek bank digital akan terbagi ke dalam tiga tren. Pertama, bank tradisional akan berlomba membentuk anak usaha sendiri untuk membentuk unit usaha bank digital.
Kedua, akuisisi akan semakin marak dari startup membeli bank bank kecil untuk disulap menjadi bank digital. "Bahkan ada kecenderungan pemain baru bank digital saat ini mulai didominasi Fintech dan Superapps yang merambah ke bisnis jasa keuangan," kata Bhima.
Tren ketiga adalah Bank digital akan agresif dalam menawarkan layanan paylater, investasi ritel dan wealth management dimana ceruk ini masih terbuka sangat lebar. Bhima juga menyoroti, ada beberapa hal yang perlu dibenahi adalah soal efisiensi biaya bunga bank digital yang terbilang masih mahal.
Harapan awal kehadiran bank digital bisa turunkan suku bunga pinjaman dan mencegah lomba special rate untuk kejar simpanan. "Tapi masih ada problem dalam praktik sehingga beberapa bank digital masih tawarkan bunga simpanan yang jauh lebih tinggi dibanding bank tradisional," kata dia.
Menurut Bhima ini mungkin perlu intervensi OJK juga agar kehadiran bank digital bisa ciptakan persaingan pasar yang lebih sehat. "Misalnya seperti capping (pembatasan) suku bunga dari regulator," jelas dia.
Simak Video "Yang Perlu Kamu Tahu Seputar Bank Digital Allo Bank"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/zlf)