Mencari Alternatif Investasi Selain Deposito, Duit Bisa Jadi Lebih Banyak

Mencari Alternatif Investasi Selain Deposito, Duit Bisa Jadi Lebih Banyak

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 17 Jun 2022 19:45 WIB
hand showing rupiah money from wallet isolated on white background
Mencari Alternatif Investasi Selain Deposito, Duit Bisa Jadi Lebih Banyak/Foto: Getty Images/iStockphoto/Dicky Algofari
Jakarta -

Dulu, deposito merupakan salah satu tempat untuk memarkirkan uang dan bisa mendapatkan imbal hasil yang lumayan. Risiko rendah dan proses pencairan yang mudah, membuat banyak orang menyimpan uang di tabungan berjangka itu.

Namun sekarang, bunga deposito makin menciut bahkan sudah ada bank yang memberikan bunga di kisaran 1%. Sedangkan bank digital masih lebih menarik di kisaran 4-6%.

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengungkapkan bunga deposito di bank terus turun dan semakin kecil, bahkan lebih kecil daripada tingkat inflasi. Oleh karena itu dalam memilih jenis simpanan, masyarakat perlu melihat kebutuhan dan apa saja yang bisa didapatkan dengan pilihan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dilihat dari inflasi, semakin lama makin kecil. Hanya saja deposito ada fitur yang bisa mengunci simpanan tapi juga tetap likuid," kata dia kepada detikcom, Jumat (17/6/2022).

Dia mengungkapkan untuk tingkat keamanan, deposito memang paling aman dan berisiko rendah dibandingkan reksa dana atau saham. Namun, imbal hasil yang didapatkan memang lebih kecil dibandingkan instrumen investasi lainnya.

ADVERTISEMENT

"Meskipun imbal hasilnya deposito kurang menarik, tapi ada keunggulan lain seperti simpanan jangka panjang yang aman," jelas dia.

Perbandingan imbal hasil deposito dan obligasi di halaman berikutnya.

Obligasi

Jika memang ingin menyimpan uang dan mendapatkan imbal hasil menarik, bisa melirik obligasi ritel atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk Negara). Imbal hasil obligasi ritel, contohnya ORI021 4,9% per tahun.

Lalu untuk SBR011 di kisaran 5,5% pada periode pertama. Kemudian ada penyesuaian pada akhir tahun menjadi 6,5%. "Ini karena tingkat keamanan investasi yang sedikit risiko, tapi imbal hasilnya lebih menarik dari deposito," ujar dia.

Reksa Dana

Setelah itu, jika sudah berani dan ingin mencoba peruntungan imbal hasil yang lebih baik bisa mulai masuk ke reksa dana tapi bisa jenis pasar uang atau pendapatan tetap, jangan langsung kategori saham.

Selanjutnya, bisa naik level ke reksa dana pasar saham atau langsung terjun ke saham. "Pokoknya, sebelum investasi itu harus paham dulu risikonya, jangan sampai bunga tinggi tapi risiko juga tinggi membuat kita tidak enak makan," jelas dia.

Andy mengungkapkan, ada juga jenis tabungan yang bisa memberi keuntungan seperti Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang imbal hasilnya juga menarik. Memang DPLK ini memiliki jangka waktu tertentu untuk penyimpanannya, sehingga uang tak bisa ditarik kapan saja dan harus menunggu waktu selesai.

SBR011

Selain deposito dan reksa dana ada obligasi ritel dengan contoh SBR011. Untuk surat berharga ritel ini memberikan kupon sebesar 5,5% per tahun. Nah kupon ini dibayarkan secara bulanan.

Pemerintah menetapkan kupon floating with floor. Jadi bunga bisa naik jika bunga acuan meningkat lalu bisa turun dari batas minimal 5,5%. Pajak yang berlaku adalah 10% dan harus ditanggung oleh pemilik dana.


Hide Ads