Dana pensiun publik Amerika menghadapi tantangan serius yang mengancam rencana pensiun bagi jutaan pegawai pemerintah negara bagian dan lokal AS.
Pengelola dana pensiun sebenarnya masih kekurangan dana meski pasar saham menguat 14 tahun setelah krisis ekonomi pada 2008 silam. Kini, pasar saham terjun bebas dan janji keuntungan investasi yang tinggi membuat manajer dana pensiun mengambil taruhan berisiko dengan harapan tetap bertahan.
Aksi jual saham baru-baru ini telah membuat lembaga pengelola dana pensiun berjuang untuk memenuhi target mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 100 dana pensiun publik terbesar di Negeri Paman Sam hanya bisa mendanai 78,6% dari total kewajiban mereka pada penutupan kuartal kedua, turun dari 85,5% pada akhir tahun 2021 menurut analisis oleh sebuah perusahaan aktuaria dan konsultan, Milliman.
Pengelola dana pensiun tersebut kehilangan US$ 220 miliar antara Maret dan April saja karena invasi Rusia ke Ukraina mengguncang pasar.
Jumlah pinjaman yang ditarik pengelola dana pensiun meningkat untuk memenuhi kewajiban pembayaran mereka. Hampir US$ 13 miliar obligasi kewajiban pensiun dijual pada tahun 2021, lebih dari gabungan lima tahun terakhir. Sekarang, mereka mengambil lebih banyak risiko dengan menginvestasikan uang dana pensiun itu.
Sistem Pensiun Pegawai Publik California (CalPERS), yang mengelola dana pensiun publik terbesar di Amerika Serikat, dengan aset kelolaan sekitar US$ 440 miliar, mulai memanfaatkan sebagian utangnya bulan ini.
"Kami membutuhkan setiap panah yang bisa kami dapatkan, dan utang swasta adalah salah satu yang kritis," kata Dan Bienvenue, wakil kepala investasi CalPERS.
"Tidak ada pilihan tanpa risiko," sambung dia.
Bahkan, Sistem Pensiun Guru Texas, dana pensiun publik terbesar kelima di negara itu, juga telah menggunakan dana yang diperoleh dari pinjaman sejak 2019.
(dna/dna)