Redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang kembali mencuat. Sebenarnya wacana ini sudah bergulir sejak 2010 lalu saat Bank Indonesia (BI) masih dipimpin oleh Darmin Nasution.
Penyederhanaan nilai mata uang ini sudah diterapkan di beberapa negara. Ada yang sukses dan ada juga yang gagal.
Dalam catatan detikcom, ada beberapa negara yang sukses melakukan redenominasi, seperti Turki, Rumania, Polandia dan Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turki mulai menerapkan redenominasi pada tahun 2005. Mata uang Lira (TL) dikonversi menjadi Lira baru dengan kode YTL. Kala itu, konversi mata uang lama ke baru dilakukan dengan menghilangkan 6 angka nol. Kurs konversi adalah 1 YTL untuk 1.000.000 TL.
Penerapan redenominasi di Turki dilakukan dengan sangat hati-hati. Prosesnya pun berlangsung selama 7 tahun. Dalam prosesnya, pemerintah Turki sangat memperhatikan stabilitas perekonomian dalam negeri.
Pada tahap awal, mata uang TL dan YTL beredar secara simultan selama setahun. Kemudian mata uang lama ditarik secara bertahap digantikan dengan YTL.
Pada tahap selanjutnya, sebutan 'Yeni' pada uang baru dihilangkan sehingga mata uang YTL kembali menjadi TL dengan nilai redenominasi.
Selama tahap redenominasi, keadaan perekonomian tetap terjaga. Inflasi Turki pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 juga tetap stabil di kisaran 8-9%.
Namun, tidak semua negara berhasil menerapkan redenominasi seperti Turki. Apa saja yang gagal? Lihat di halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Rupiah Kembali Stabil, BI Terapkan Kebijakan Ini"
[Gambas:Video 20detik]