Bunga Acuan BI Sudah Naik, Kapan Bank Ikutan Kerek Bunga Kredit?

Bunga Acuan BI Sudah Naik, Kapan Bank Ikutan Kerek Bunga Kredit?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 12 Sep 2022 13:59 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Bunga Acuan BI Sudah Naik, Kapan Bank Ikutan Kerek Bunga Kredit?/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan ke level 3,75%. Kenaikan bunga acuan dilakukan setelah selama 18 bulan berturut-turut ditahan pada level 3,5%.

Biasanya jika bunga acuan naik, maka suku bunga bank juga akan mengikuti, mulai dari bunga simpanan hingga bunga kredit. Berapa lama transmisi kenaikan bunga acuan terhadap bunga kredit?

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan bunga kredit akan naik pada tiga bulan setelah bunga acuan BI dinaikkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bunga kredit akan lebih cepat naik, tiga bulan jedanya dari BI rate, tapi sekarang kalau dilihat kondisi likuiditas memang lebih ample di bank besar, kecuali naik lagi bunga acuannya ya. Bank juga harus mengantisipasi ke depan dan ini sangat tergantung likuiditas bank," kata dia saat dihubungi, Senin (12/9/2022).

Direktur CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan pergerakan suku bunga bank khususnya kredit lebih cepat ketika bunga acuan naik. Oleh karena itu transmisi suku bunga ketika menurun juga harus diatur untuk melihat respons bunga kredit.

ADVERTISEMENT

"Bank harus konsolidasi dan investasi di sektor digital agar tercapai. NIM bisa ditekan," jelasnya.

Dari data BI disebutkan permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Juni 2022 tetap tinggi sebesar 24,66%. Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan /NPL) pada Juni 2022 2,86% (bruto) dan 0,80% (neto).

Likuiditas perbankan pada Juli 2022 tetap terjaga didukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,59% (yoy). Apalagi saat ini loan to deposit ratio (LDR) bank masih relatif rendah.

Di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 53 bps pada periode yang sama menjadi 8,94%. Dari sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi yang terus berlanjut, tercermin dari tingkat penjualan dan belanja modal yang tetap tumbuh tinggi, terutama di sektor pertanian, pertambangan, industri, dan perdagangan.

(kil/ara)

Hide Ads