Siap-siap! Bunga Bank Bisa Makin Tinggi Lagi

Siap-siap! Bunga Bank Bisa Makin Tinggi Lagi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 21 Okt 2022 19:45 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Saat ini sudah memasuki era suku bunga tinggi. Dalam tiga bulan terakhir Bank Indonesia (BI) mengerek bunga acuan ke level 4,75%.

Kalangan bankir menyebutkan jika kenaikan bunga acuan ini akan terasa kepada bunga kredit dalam waktu 2-3 bulan. Hal ini karena akan ada penyesuaian pada bunga simpanan lebih dulu.

Presiden Direktur Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan dibutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan. "Bunga kredit mungkin nanti 2-3 bulan lagi," kata dia, saat dihubungi, Jumat (21/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Direktur Bank Negara Indonesia (BNI) Corina Leyla Karnaelis mengungkapkan perkiraan jeda waktu kenaikan bunga acuan ke bunga kredit adalah 3-6 bulan. "Karena biasanya didahului kenaikan bunga simpanan terlebih dahulu secara bertahap," jelas dia.

Bunga KPR Bakal Naik

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengungkapkan dengan kenaikan bunga acuan BI, Bank Mandiri tentunya juga telah melihat kondisi pasar dan mengantisipasi dengan melakukan penyesuaian suku bunga KPR di kisaran 25 hingga 50bps. "Meski demikian, hal ini kami lakukan secara terbatas dan sangat selektif hanya untuk beberapa segmen debitur," kata dia.

ADVERTISEMENT

Menurut dia, kenaikan ini telah sejalan dengan proyeksi Bank Mandiri. Ke depan, Bank Mandiri tetap melihat kondisi market secara cermat dan prudent serta tetap memberikan pilihan suku bunga terbaik bagi nasabah.

Namun demikian, di tengah kenaikan bunga acuan, Bank Mandiri optimis KPR Mandiri dapat tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Bank Mandiri berharap dan terus optimis periode kuartal IV 2022 ke depan, bisnis KPR tetap dapat tumbuh di kisaran 8% dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

"Selanjutnya, dalam melakukan akuisisi debitur, Bank Mandiri akan tetap fokus kepada target utama yang telah terbukti memiliki kualitas baik, yaitu nasabah eksisting yang merupakan nasabah payroll maupun developer pilihan rekanan bank dan juga nasabah segmen employee yang bekerja di perusahaan-perusahaan wholesale kelolaan bank," jelas dia.

Dalam rangka perayaan HUT ke-24, Bank Mandiri menawarkan suku bunga terbaik mulai dari 2,4% khusus untuk nasabah pilihan. Selain itu, untuk memberikan kepastian angsuran bagi debitur, saat ini Bank Mandiri menawarkan suku bunga fix berjenjang hingga 10 tahun mulai dari 3,98% fix tahun ke-1 s.d. tahun ke-3, selanjutnya 7,68% fix tahun ke-4 s.d. tahun ke-6, dan selanjutnya 9,68% fix tahun ke-7 s.d. tahun ke-10.

Bunga Pasar Uang Naik

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan kenaikan suku bunga kebijakan mendorong peningkatan suku bunga pasar uang, di tengah kenaikan suku bunga perbankan yang masih terbatas.

"Di pasar uang, suku bunga IndONIA pada 19 Oktober 2022 naik 102 bps dibandingkan dengan akhir Juli 2022 menjadi sebesar 3,82%, sejalan dengan kenaikan BI7DRR dan penguatan strategi operasi moneter Bank Indonesia," kata dia.

Kemudian imbal hasil SBN tenor jangka pendek meningkat 114 bps, sementara imbal hasil SBN tenor jangka panjang relatif terjaga.

"Sementara itu, kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga dana maupun suku bunga kredit, lebih terbatas seiring dengan likuiditas yang masih longgar yang memperpanjang efek tunda (lag effect) transmisi suku bunga kebijakan pada suku bunga dana dan kredit," ujar dia.

(kil/ara)

Hide Ads