Proyek Ambisius BRI Kurangi Emisi Karbon, Beri Pohon untuk Nasabah

Proyek Ambisius BRI Kurangi Emisi Karbon, Beri Pohon untuk Nasabah

Erika Dyah - detikFinance
Rabu, 26 Okt 2022 14:55 WIB
Screenshot G20 Financial Inclusion Talks CNBC Indonesia
Foto: Screenshot G20 Financial Inclusion Talks CNBC Indonesia
Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) punya proyeksi ambisius dalam rangka penerapan aspek berkelanjutan Environmental, Social, and Governance (ESG). Proyek bernama BRI Menanam ini mengharuskan setiap nasabah kredit untuk merawat satu tanaman yang disediakan oleh BRI.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkap upaya mengurangi emisi karbon menjadi salah satu fokus dalam implementasi BRI. Menurutnya, divisi ESG yang dibentuk pihaknya telah memiliki kemampuan menghitung emisi gas rumah kaca di dalam operasional BRI.

"Ini penting ya, menghitung berapa emisi karbon dari aktivitas kita. Karena kalau kita bicara net zero (emission) kita harus tahu dari aktivitas kita ada emisi berapa dan kita bisa hemat berapa. Mencegah supaya karbon tidak teremisi," ungkap Sunarso dikutip dari CNBC Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam G20 Financial Inclusion Talks di CNBC Indonesia, Sunarso mengungkap setiap nasabah akad kredit KUR tak hanya diharuskan berjanji melunasi kreditnya, tapi juga harus berjanji merawat pohon atau tanaman yang diberikan BRI. Hal ini dilakukan dalam rangka mengurangi emisi karbon berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan pihaknya.

"Bukan hanya KUR, nanti kalau ambil kredit (lain) harus bersedia menanam. Tanaman dan bibitnya kita sediakan, tapi harus ditanam," tegas Sunarso.

ADVERTISEMENT

Sunarso mengungkap pihaknya ingin menjadi role modeling yang mengakselerasi penerapan ESG ini di tengah masyarakat. Apalagi jika berbicara soal emisi karbon, hingga saat ini belum ada mesin penyerap karbon kecuali mesin biologis berupa tanaman. Untuk itu, pihaknya berupaya mendorong masyarakat, terutama nasabah, untuk menanam agar pohon atau tanaman tersebut dapat mengabsorpsi karbon yang sudah diemisi.

Lebih lanjut, Sunarso menjelaskan nasabah yang memiliki tanah pribadi bisa menanam pohon dari BRI di tanah mereka. Misalnya, menanam pohon buah seperti mangga, alpukat, dan lain-lain yang punya nilai manfaat. Sedangkan untuk mereka yang tidak memiliki tanah pribadi, bisa mengkoordinasikan dengan desa menggunakan tanah fasilitas umum.

"Gimana di Jakarta? Tetap kita wajibkan untuk tanam di urban farming. Kita akan kasih bibit-bibit hortikultura yang bisa ditanam di polybag, pot, pakai hidroponik, dan lain-lain. Karena kita butuh oksigen, tapi yang memproduksi oksigen tidak ada," ungkap Sunarso.

Dalam diskusi yang sama, Adjunct Lecturer in Public Policy Harvard Kennedy School, Jay K.Rosengard menyambut langkah baik BRI yang memiliki fokus di bidang lingkungan dalam penerapan ESG-nya.

"Menurut saya, pendekatan BRI adalah 'mari kita berkonsentrasi pada lingkungan'. Terlebih lagi, mari berkonsentrasi pada jejak karbon karena Anda dapat mengukurnya, melacaknya dari waktu ke waktu, dan membandingkannya dengan perusahaan atau negara lain," kata Jay.

Ia menyebutkan program menanam yang didorong BRI juga memiliki keuntungan bagi masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.

"Dalam perbankan, jika orang menanam pohon buah, maka orang berpenghasilan rendah akan mendapatkan aset. Itu adalah penghargaan mereka selama mereka tetap menanamnya. Mereka akan memiliki pendapatan dan buahnya, serta pada saat yang sama (melakukan) dekarbonisasi," tandasnya.

"Jadi apa yang disebutkan Pak Sunarso adalah masalah global. Namun saya pikir pendekatan BRI adalah model yang baik. Ini sangat praktis," pungkas Jay.

(ncm/ega)

Hide Ads