Sejak dulu kala mata uang sering digunakan sebagai alat tukar. Secara fungsional, uang menggantikan sistem barter yang telah dilakukan selama berabad-abad hingga saat ini. Namun tahukah kamu bahwa di Indonesia pernah ada uang yang lebih sering digunakan sebagai jimat daripada sebagai alat tukar?
Berdasarkan informasi dari akun Instagram resmi Museum Bank Indonesia (MuBI), uang jimat atau yang juga dikenal sebagai uang takhayul yang dimaksud adalah uang gobog. Uang ini biasanya berbahan tembaga dengan berat 24,5 gram, tebal 2mm, dengan diameter 46mm.
Secara sederhana uang gobog dapat dipahami sebagai koin tradisional yang di bagian tengahnya terdapat lubang baik berbentuk lingkaran maupun segi empat. Secara historis, uang gobog digunakan sebagai alat tukar atau alat pembayaran dalam transaksi ekonomi di masa kerajaan Majapahit kuno.
Peredaran uang gobog pada awalnya berasal dari para pedagang China. Dalam perkembangannya, kerajaan Majapahit kemudian membuat uang gobog sendiri dengan ukuran lebih kecil dan desain yang berbeda. Uang gobog dari kerajaan Majapahit sendiri terbuat dari dua unsur logam yaitu kuningan dan tembaga.
Sedangkan untuk desain uang gobog Majapahit memiliki gambar wayang di salah satu sisinya. Karena itu, uang gobog ini disebut juga dengan uang gobog wayang.
Meski demikian, penggunaan uang gobog sebagai alat tukar pada masa kerajaan kuno masih belum dapat dipastikan kejelasannya hingga saat ini. Ada pendapat yang mengatakan bahwa uang gobog dulunya pernah beredar sebagai alat tukar.
Namun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa uang gobog merupakan koin dengan bentuk dan desain berunsur magis, yang digunakan sebagai pelengkap dalam persyaratan atau sesaji upacara budaya dan agama.
Karenanya sampai sekarang ini uang gobog masih dipercaya sebagai jimat tolak bala yang dipasang di tiang utama atap rumah, atau ditanam di bawah soko guru rumah.
Meski berbentuk uang koin, namun gobog tidak memiliki nominal. Maka dari itu, banyak yang beranggapan bahwa uang koin kuno gobog bukanlah uang yang berfungsi sebagai alat pembayaran, sehingga tidak digunakan sebagai alat tukar-menukar.
Bahkan hingga saat ini, uang gobog digunakan sebagai uang kepeng pelengkap upacara adat di Bali, termasuk Ngaben.
Lihat juga Video: Qatar Cetak Uang Edisi Piala Dunia 2022