Riset BRI: Hal Ini Jadi Faktor Penting Genjot Kredit, Bukan Bunga Murah

Riset BRI: Hal Ini Jadi Faktor Penting Genjot Kredit, Bukan Bunga Murah

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Kamis, 26 Jan 2023 11:37 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Naiknya suku bunga acuan, juga berdampak dalam naiknya suku bunga kredit. Namun, ternyata suku bunga kredit bukanlah faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan kredit.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, bunga murah bukan penentu pertumbuhan penyaluran kredit di Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Pertumbuhan ekonomi dan kondisi likuiditas justru punya pengaruh penting besar terhadap pertumbuhan kredit dibandingkan dengan penetapan suku bunga murah," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam acara BRI Microfinance Outlook 2023, Kamis (26/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan hasil riset BRI, yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan kredit adalah tingkat konsumsi masyarakat dan daya beli masyarakat.

"Dan dua faktor ini pula yang punya pengaruh signifikan terhadap GDP growth. Maka perlu kita menjaga hal-hal seperti itu dalam merumuskan kebijakan," tuturnya.

ADVERTISEMENT

"Kalau mau ekonomi tumbuh, tumbuhkanlah kredit dan kredit akan tumbuh kalau konsumsi rumah tangga tumbuh dan daya beli masyarakat menguat, itu kesimpulannya," imbuhnya.

Sunarso juga mengungkapkan bahwa terdapat target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap perbankan dan lembaga pembiayaan yang disalurkan ke UMKM mencapai 30% pada 2024.

"Target dari Presiden bahwa nanti di 2024, porsi kredit seluruh perbankan dan lembaga pembiayaan yang disalurkan ke UMKM itu 30%. Sekarang baru 21%," kata Sunarso.

(ara/ara)

Hide Ads