BI Rate Naik Terus, BCA Masih Tahan Bunga, Apa Alasannya?

ADVERTISEMENT

BI Rate Naik Terus, BCA Masih Tahan Bunga, Apa Alasannya?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 26 Jan 2023 19:45 WIB
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja
Foto: Sylke Febrina Laucereno
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan hingga ke level 5,75% pada rapat dewan gubernur (RDG) bulanan periode Januari 2023 ini. Kenaikan ini akan berpengaruh terhadap suku bunga di perbankan.

Menanggapi hal itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan jika suku bunga acuan BI Memang telah naik secara bertahap sejak Agustus tahun lalu. Sedangkan di luar negeri bunga The Federeal Reserve sudah naik 4,5%.

"BCA sejak BI menaikkan bunga pada Agustus, sampai sekarang baru menaikkan bunga deposito 0,1%," kata dia dalam konferensi pers, Kamis (26/1/2023).

Namun dia menegaskan bahwa bank akan melihat kondisi likuiditas untuk menyesuaikan bunga. Selama ini likuiditas masih cukup. "Kita di BCA tunggu dulu. Kecuali kredit korporasi yang meminjam pakai JIBOR time deposit. Kalau bank naik, ya ikut naik," ujarnya.

Jahja menyebutkan, dari catatan bank suku bunga kredit tercatat turun 0,4%. Namun memang tidak untuk semua nasabah yang mengalami penurunan.

Sepanjang 2022, BCA mencatat pemulihan permintaan kredit yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Kredit korporasi naik 12,5% yoy mencapai Rp 322,2 triliun di Desember 2022, sedangkan kredit komersial dan UKM meningkat 10,1% yoy mencapai Rp 210,2 triliun.

Sebagai hasil pelaksanaan dua kali expo di tahun 2022, penyaluran KPR baru mampu melampaui level pra-pandemi. Sejalan dengan pencapaian tersebut, KPR tumbuh 11,0% yoy menjadi Rp 108,3 triliun. Sementara itu, KKB naik 13,6% yoy menjadi Rp 46,1 triliun, mampu rebound dari penurunan di tahun sebelumnya. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 13,4% yoy menjadi Rp 13,8 triliun seiring dengan meningkatnya berbagai aktivitas masyarakat, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 11,7% yoy menjadi Rp 171,3 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 11,7% yoy menjadi Rp 711,3 triliun di Desember 2022, lebih tinggi dari target pertumbuhan 8%-10%.

Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 14,9% yoy mencapai Rp 183,2 triliun di Desember 2022, berkontribusi hingga 25,4% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Rasio loan at risk (LAR) turun ke 10,0% di tahun 2022, dibandingkan 14,6% di tahun 2021. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 1,7% di 2022, turun dari 2,2% di tahun sebelumnya.

Di sisi pendanaan, CASA naik 10,6% yoy mencapai Rp 847,9 triliun per Desember 2022, berkontribusi hingga 82% dari total dana pihak ketiga. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 6,5% yoy menjadi Rp 1.040 triliun, sehingga mendorong total aset BCA naik 7,0% yoy menjadi Rp 1.315 triliun. BCA mengusung konsep "hybrid banking" untuk melayani kebutuhan nasabah secara online maupun offline.

Untuk memperkuat ekspansi ekosistem bisnis, BCA berkolaborasi dengan mitra strategis dan melakukan inovasi layanan digital serta investasi berkesinambungan. Pada tahun 2022, total volume transaksi naik 36,8% yoy mencapai 24,1 miliar transaksi, selaras dengan penambahan jumlah rekening nasabah sebesar 6,2 juta menjadi 34,7 juta.

Terkait pengembangan aplikasi myBCA yang dipersiapkan menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi masa depan, BCA menambahkan sejumlah fitur untuk meningkatkan kenyamanan bertransaksi, di antaranya transfer valas, inquiry kartu kredit, top up kartu flazz, hingga login dengan teknologi biometrik. Inovasi ini memperkaya layanan myBCA, setelah sebelumnya fitur wealth management (WELMA) serta "Bayar dan Isi Ulang" diperkenalkan di kuartal III 2022.

Sementara itu, melalui aplikasi BCA Mobile, BCA berekspansi melalui fasilitas QR Cross Border Indonesia-Thailand. Saat berkunjung ke Thailand, kini nasabah dapat menggunakan fitur QRIS di BCA Mobile untuk melakukan pembayaran pada merchant yang sudah terintegrasi dengan jaringan QRIS bank-bank mitra di Thailand.

"Seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi nasional yang positif, kami optimistis menjaga pertumbuhan kredit yang berkualitas, dan melangkah secara pruden di tahun 2023. Kami berkomitmen terus mendukung pemulihan ekonomi di berbagai sektor, sekaligus menghadirkan beragam program inklusif yang mampu menciptakan dampak positif bagi masyarakat," kata.

(kil/das)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT