The Fed akan menaikkan suku bunga pada hari Rabu mendatang. Namun, langkah The Fed ini bergantung terutama pada inflasi, apakah benar-benar melambat atau tidak. Sementara para investor akan pendapat petunjuk lain dari laporan pekerjaan bulan Januari yang dirilis hari Jumat nanti.
Para ekonom memperkirakan ada 185.000 tambahan pekerjaan bulan lalu, lebih rendah pada tambahan pekerjaan bulan Desember sebanyak 223.000 dan bulan November sebanyak 263.000. Akan tetapi, perlambatan ini kemungkinan dapat menyenangkan The Fed lantaran menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga tahun lalu berhasil memberi napas pada perekonomian.
The Fed tahu ini adalah situasi yang sulit. Tekanan inflasi sebagian didorong oleh kenaikan upah pekerja. Dengan tingkat pengangguran 3,5%, level terendah dalam 50 tahun terakhir, karyawan mampu meminta kenaikan gaji yang besar untuk mengimbangi kenaikan harga barang dan jasa.
Sejalan dengan hal tersebut, diharapkan penghasilan rata-rata per jam naik 4,3% year-over-year, walaupun lebih rendah dari penghasilan rata-rata per jam bulan Desember sebesar 4,6% dan November sebesar 5,1%.
Saat kenaikan upah rendah, maka kenaikan harga juga sama. Acuan inflasi The Fed, Personal Consumption Price Index (PCE), naik 5,0% pada Desember dari tahun sebelumnya, lebih rendah dari kenaikan tahunan sebesar 5,5% di bulan November. Meski demikian, hal tersebut masih terbilang cukup tinggi, tapi trennya bergerak ke arah yang benar.
Masalah bagi The Fed, mungkin mereka perlu terus menaikkan suku bunga sampai ada bukti lebih lanjut bahwa pasar tenaga kerja cukup 'mendingin' untuk mendorong tingkat inflasi lebih rendah lagi.
Bersambung ke halaman selanjutnya.