Survei BRI: 5 Juta Orang Pinjam Uang ke Rentenir, Bunga Sampai 500%

ADVERTISEMENT

Survei BRI: 5 Juta Orang Pinjam Uang ke Rentenir, Bunga Sampai 500%

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 30 Jan 2023 16:01 WIB
Dirut BRI Sunarso
Dirut BRI Sunarso/Foto: BRI
Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengungkapkan baru 20 juta masyarakat Indonesia yang tersentuh layanan perbankan. Jumlah itu hampir setengah dari target nasabah Holding Ultra Mikro yakni 46 juta di 2025.

"Dari 46 juta itu yang bisa dilayani oleh lembaga keuangan formal termasuk bank, BPR, fintech dan lain-lain hanya 20 juta," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (30/1/2023). Data itu merupakan survei terbaru yang dilakukan perusahaan.

Sunarso kemudian menjelaskan 26 juta orang lainnya yang menjadi target Holding Ultra Mikro. Katanya 5 juta orang di antaranya memilih pergi ke rentenir dengan bunga sampai 500%.

"26 juta ke mana mereka? 5 juta pergi ke rentenir dengan bunga kita punya datanya, bunganya itu 100-500% di rentenir. Masih ada yang pinjam ke sanak keluarga 7 juta," tuturnya.

Masih berdasarkan data survei BRI, masyarakat yang sama sekali belum tersentuh layanan perbankan disebut mencapai 14 juta orang. Itu lah yang sedang jadi prioritas Holding Ultra Mikro untuk dilayani.

"Sekarang yang sudah masuk ke sistem holding ultra mikro ini 33,8 juta. Saya kira kita semua optimis ya 45 juta. Kalau bisa lebih karena ada beberapa yang biasa kita penuhi lebih cepat," ucapnya.

Sunarso mengakui memiliki tantangan berat untuk melayani ultra mikro yakni biaya operasional yang mahal dan risiko yang tinggi. Untuk menjawab tantangan itu disebut hanya ada satu peluru yakni digitalisasi.

"Untuk mendigitalkan itu kita harus beli alat baik software maupun hardware-nya, tapi itu hanya butuh duit, yang nggak bisa dibeli dengan duit adalah culture dan layanan. Itu tantangan kami untuk meng-create corporate value yang pas untuk merealisasikan bisnis sambil empowering," jelasnya.

Jadi tantangannya adalah digitalisasi dan transformasi budaya sumber daya manusianya. "Kuncinya di manusianya dan setelah itu ada manusia, ada mindset dan pakai alat digital maka harus kita lahirkan produknya ke masyarakat," tandasnya.

(aid/ara)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT