Sedangkan di Indonesia, saat ini kondisinya jauh berbeda. Deposan-deposan besar hanya rata-rata 10-15%, sehingga dana yang ada di bank terdiversifikasi dan ini memperkuat ketahanan di bank. Bank-bank di Indonesia juga tidak memiliki obligasi valas US Treasury.
Dia menyebutkan kini BI terus memperkuat sinergi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam mitigasi risiko makroekonomi dan domestik. Perry mengatakan perkembangan positif ekonomi global tersebut serta ekspektasi kenaikan upah karena keketatan pasar tenaga kerja di AS dan Eropa mengakibatkan proses penurunan inflasi global berjalan lebih lambat, sehingga mendorong kebijakan moneter ketat negara maju berlangsung lebih lama sepanjang 2023.
"Pengetatan kebijakan moneter dimaksud, ditambah munculnya kasus penutupan tiga bank di AS, meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan global yang kemudian menahan aliran modal ke negara berkembang dan meningkatkan tekanan nilai tukar di berbagai negara," ujar dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BI saat ini terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah guna memitigasi ketidakpastian pasar keuangan global, termasuk dampak rambatan penutupan bank di AS terhadap pasar keuangan domestik dan nilai tukar rupiah.
(kil/ara)