UBS mencaplok Credit Suisse seharga US$ 3,2 miliar atau Rp 48 triliun (kurs Rp 15.300). Kesepakatan ini dilakukan pada Minggu kemarin.
Regulator keuangan Swiss menyebutkan jika pembelian Credit Suisse oleh UBS ini sebagai salah satu cara untuk menekan dampak beruntun yang terjadi akibat bangkrutnya Credit Suisse. The Swiss National Bank menyebutkan pengambilalihan Credit Suisse oleh UBS ini dilakukan demi keamanan stabilitas keuangan.
"Ini solusi untuk melindungi ekonomi Swiss dari kejadian luar biasa (bangkrutnya Credit Suisse)," tulis pernyataan tersebut dikutip dari CNBC, Senin (20/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kesepakatan ini, pemegang saham Credit Suisse akan menerima 1 saham UBS untuk setiap 22,48 saham Credit Suisse yang mereka miliki. Chairman UBS, Colm Kelleher menyebutkan aksi korporasi ini merupakan hal yang menarik untuk para pemegang saham UBS.
"Ini menyangkut penyelamatan darurat. Kami sudah menyusun strategi yang bisa mempertahankan nilai perusahaan," jelas dia.
Menurut UBS, dengan bergabungnya Credit Suisse ke perusahaan maka keduanya akan memiliki aset US$ 5 triliun. "Kami berkomitmen untuk membuat aksi ini sukses. Ini sangat penting untuk sistem keuangan Swiss dan sistem keuangan global," jelasnya.
Bahkan The Swiss National Bank menjanjikan bantuan pinjaman hingga US$ 100 miliar untuk mendukung pencaplokan ini. Pemerintah Swiss juga menjamin akan menanggung kerugian hingga 9 miliar franc Swiss dari aset tertentu sesuai batas yang ditentukan.
Menteri Keuangan Swiss Karin Keller-Sutter menyebutkan jika ini adalah solusi komersial dan bukan bailout dari pemerintah. Kesepakatan ini disambut baik oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Chairman Federal Reserve Jerome Powell.
Credit Suisse saat ini berjuang untuk melawan kerugian dan masalah yang terjadi beberapa waktu terakhir. Apalagi dengan sentimen bank-bank di AS yang runtuh akibat bangkrutnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Tonton juga Video: Menkeu: Sangat Sulit Pulihkan Ekonomi Sebelum Credit Growth Juga Pulih