Jurus BI Atasi Penukaran Ilegal Uang Lebaran

Jurus BI Atasi Penukaran Ilegal Uang Lebaran

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Minggu, 09 Apr 2023 15:33 WIB
Sejumlah warga tampak antusias untuk mendapatkan pecahan uang baru. Di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara, antreannya mengular panjang.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Menjelang Lebaran, biasanya mulai banyak orang yang menjajakan jasa penukaran uang. Hal ini tak menutup kemungkinan adanya jasa penukaran uang ilegal atau palsu.

Mengantisipasi hal tersebut, Bank Indonesia (BI) memiliki beberapa cara mengatasinya. Pertama, dengan mengadakan layanan penukaran uang keliling yang saat ini sedang dilakukan oleh BI.

"Kita tidak bisa pungkiri adanya penjaja uang. Makanya kenapa kita membuka layanan (penukaran uang) kita itu head to head, di mana mereka ada kita buka di situ," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim kepada wartawan, di Parkir Timur, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (9/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, pihaknya selalu mengimbau masyarakat untuk menukar uangnya di BI. Sebab, jumlahnya sudah pasti sama dan keaslian uangnya terjamin.

Ia mengungkapkan alasan banyaknya orang yang menjajakan uang karena masyarakat ingin menukar uang dengan lebih cepat dan lebih mudah. Maka dari itu, pihaknya memperbanyak layanan kas keliling.

ADVERTISEMENT

"Jawaban kita apa? Kita perbanyak kas keliling-keliling kita. Makanya tahun ini kita perbanyak, 5.066 titik di seluruh Indonesia. Itu meningkat 8% dari tahun lalu," paparnya.

Menurutnya, fenomena penjajaan uang hanya ada di bulan Ramadan. Ia juga mengatakan bahwa pada bulan Ramadan merupakan puncak pengedaran uang.

"Dalam siklus pengedaran uang, dalam satu tahun, itu periode Ramadan itu merupakan puncak pengedaran uang yaitu rata-rata hampir 25% dalam satu tahun," ungkapnya.

"Jadi Ramadan, Idul Fitri, Nataru (Natal dan Tahun Baru) itu puncak pengedaran uang tertinggi dalam setahun. Ramadan rata-rata 25%, Nataru 20%. Yang lain relatif rendah," tambahnya.

Ia menambahkan, penukaran uang tertinggi berada di wilayah DKI Jakarta. Dari total Rp 195 triliun dana yang disiapkan untuk penukaran uang, sekitar 61% penukaran uang dilakukan di Pulau Jawa. Dari 61%, sekitar 26% dilakukan di Jabodebek dan sisanya dilakukan di luar Jabodebek.

(dna/dna)

Hide Ads