M Iman Mahlil Lubis (39) ditetapkan sebagai tersangka kasus penempelan QRIS 'palsu' pada kotak amal di sejumlah masjid di kawasan Jakarta. Namun usut punya usut, ternyata ia bukanlah orang sembarangan.
Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis sebelumnya telah menyampaikan bahwa M Iman Mahlil Lubis merupakan mantan pegawai di salah satu bank BUMN.
"Terkait dengan latar belakang yang bersangkutan, pernah bekerja di salah satu bank, bank BUMN, salah satu bank BUMN," kata Auliansyah kepada wartawan, ditulis Sabtu (15/4/2023).
Sementara itu, berdasarkan akun Linkedin miliknya, Iman menuliskan bahwa dirinya memiliki berbagai macam latar belakang. Selain sebagai Founder Tim Restorasi Masjid, Iman menuliskan bahwa dirinya juga Managing Director of AFL Corporation.
Tidak hanya itu, Iman juga merupakan peraih dua lisensi, yakni sertifikasi Fraud Internasional CFE (Certified Fraud Examiner) dan CHFI (Certified Hacking Forensics Investigator).
Di luar itu, Iman juga mengaku pernah bekerja selama 11 tahun di perusahaan BUMN dalam bidang audit dan pelaksanaan program pemerintah. Disampaikan bahwa dirinya pernah menjabat sebagai Auditor (Oktober 2014 - Oktober 2016), Assistant Manager (Oktober 2016 - Desember 2017), hingga terakhir Government's Project Relationship (Januari 2018 - saat ini).
Sebagai tambahan informasi, saat ini M Iman Mahlil Lubis telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penyebaran QRIS palsu. Dari hasil pemeriksaan sementara, Iman mengaku sudah beraksi dengan modus QRIS palsu tersebut di 38 lokasi di seluruh Jakarta.
Atas tindakannya itu, ia dijerat dengan Pasal 28 ayat 1 juncto Pasal 45a ayat 1 dan/atau Pasal 35 juncto 51 ayat 1 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dan/atau Pasal 80 dan/atau Pasal 83 UU Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana dan/atau Pasal 378 KUHP.
(eds/eds)