Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan saat ini tren investor asing untuk membidik bank lokal meningkat. Investor dari Jepang, Korea Selatan, dan Singapura disebut berminat untuk mencaplok bank-bank lokal.
Ketua Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Rae membantah jika ada investor asing yang keluar dari pasar keuangan Indonesia. Saat ini yang ada justru sebaliknya.
"Permintaan kepada kita nih, ada yang dari Jepang, dari Korea Selatan, dan negara tetangga Singapura itu bahkan sedang meningkat malah sekarang itu, permintaan untuk bisa melakukan akuisisi bank lokal, misalnya gitu," kata Dian dalam konferensi pers virtual, Selasa (4/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dian mengatakan tren itu terjadi karena performa bisnis bank di Indonesia cukup baik hingga menjadi penggerak utama di pasar modal. Tak heran jika banyak investor asing tertarik dengan bank lokal Indonesia.
"Ini yang nanti mungkin dalam waktu tidak terlalu lama, kita umumkan beberapa proses akuisisi dan merger mungkin akan terjadi di tahun ini atau paling tidak awal tahun depan," beber Dian.
OJK mengklaim ketahanan perbankan Indonesia tetap mumpuni. Hal ini ditandai dengan fungsi intermediasi yang terjaga dan permodalan yang memadai.
OJK mencatat likuiditas industri perbankan pada Mei 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuiditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) naik masing-masing menjadi 123,27% dan 27,52%.
Capaian itu jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50% dan 10%. Selain itu, kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77% dan NPL gross 2,52%.
Risiko pasar juga menurun terlihat dari Posisi Devisa Neto (PDN) yang tercatat stabil di level 1,57%, jauh di bawah threshold 20%. Permodalan perbankan juga masih di level yang solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan 25,21%.
Simak juga Video 'Tak Berubah, BI 7-Day Reverse Repo Rate tetap di angka 5,75%':