BI Tebar Insentif buat Bank yang Rajin Kasih Kredit, Ini Besarannya

BI Tebar Insentif buat Bank yang Rajin Kasih Kredit, Ini Besarannya

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 09 Agu 2023 13:34 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia, lgo bank indonesia, bi, gedung bank indonesia di Jakarta
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) akan memberikan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) terbaru bagi perbankan yang menyalurkan kredit atau pembiayaan secara cepat ke sektor-sektor prioritas. Insentif tersebut berupa potongan setoran giro wajib minimum (GWM) dari yang saat ini berlaku 9%.

Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Solikin M. Juhro mengatakan kebijakan ini berlaku mulai 1 Oktober 2023. Total penetapan besaran insentif paling besar 4%, meningkat dari sebelumnya 2,8%.

"Kalau dia banknya rajin semua sektor dibiayai, nanti GWM nggak perlu memenuhi 9%, tinggal dikurangkan saja," kata Solikin dalam Taklimat Media di kantornya, Jakarta, Rabu (9/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sektor prioritas yang bisa mendapatkan insentif untuk diberikan kredit terbagi menjadi empat sektor. Sektor pertama adalah hilirisasi minerba yang terdiri dari komoditas nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal buton, maupun batu bara.

Untuk di sektor hilirisasi minerba ini, bank-bank yang mau mendapatkan insentif harus mampu meningkatkan kredit sebesar 3-7% untuk mendapat potongan GWM sebesar 0,2%. Sedangkan bagi yang bisa menyalurkan di atas 7%, akan mendapatkan insentif sebesar 0,3%.

ADVERTISEMENT

Hitungan serupa juga berlaku untuk sektor lainnya di hilirisasi non minerba seperti tanaman pangan padi, cabai, bawang; tanaman perkebunan CPO dan tebu, tanaman perkebunan, hingga perikanan dan peternakan. Perbankan akan mendapatkan insentif potongan GWM sebesar 0,6% jika mampu meningkatkan kredit sebesar 3-7% dan potongan 0,8% jika mampu membuat pertumbuhan kredit di sektor itu di atas 7%.

Untuk sektor perumahan seperti KPR, KPA, konstruksi gedung tempat tinggal, serta real estate tempat tinggal, perbankan akan mendapat insentif potongan GWM 0,5% jika kreditnya tumbuh 3-7%, dan potongan 0,6% jika mampu di atas 7%.

Sektor prioritas terakhir adalah pariwisata yang terdiri dari penyedia akomodasi, makanan, dan minuman. Insentif yang disiapkan sebesar 0,25% jika kreditnya tumbuh 3-7% dan insentif sebesar 0,3% jika kreditnya tumbuh 7%.

Ada pula untuk insentif likuiditas pembiayaan inklusif yang besaran insentifnya 0,1%-1% jika Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) nya mampu di atas 10-50%. Juga untuk ulta mikro atau UMi 0-3% dengan insentif 0,3-0,5%.

Terakhir adalah insentif likuiditas makroprudensial untuk pembiayaan hijau dengan besaran potongan GWM 0,3-0,5% untuk yang mampu memberikan pangsa kredit atau pembiayaannya di sektor lingkungan sebesar 0-5%.

Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan bisa meningkatkan kredit sekitar 0,6-0,7% dari baseline. Pertumbuhan kredit pada 2023 sendiri diperkirakan ada pada kisaran 9-11%.

"Dari evaluasi kita terbukti bahwa insentif ini berdampak positif ke penyaluran kredit," ucap Solikin.

Lihat juga Video 'Tetap Stabil, Reverse Repo Rate Tetap 5,75%':

[Gambas:Video 20detik]



(aid/das)

Hide Ads