Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan Dewan Asuransi meluncurkan peta jalan pengembangan dan penguatan perasuransian Indonesia 223-2027. Langkah ini diharapkan dapat memandu dan mengarahkan perkembangan industri perasuransian yang lebih sehat, efisien, berkualitas, terpercaya, dan inklusif ke depannya.
Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan, tujuan utama dari peluncuran peta jalan ini ialah untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap industri perasuransian. Menyusul sejumlah kasus yang terjadi di beberapa waktu belakangan hingga memudarkan kepercayaan di industri.
"Saya senang bukan hanya perumusannya tapi pelaksanaannya akan dilakukan bersama dengan membentuk task force. Tapi jangan lupa setelah membentuk task force, melakukan pemantauan terhadap implementasi dan melaporkannya kepada stakeholder progress report," kata Mahendra di Shangri-La Hotel, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2023).
Mahendra mengatakan, saat ini penetrasi asuransi masih sangat kecil, yakni hanya sekitar 2,75%. Dengan demikian, menurutnya ada sekitar 7,5 juta orang dari total 275 juta orang penduduk Indonesia. Bahkan, kontribusinya pun di ekonomi RI masih sangat kecil.
"Artinya kalau dari teori gelas penuh, setengah penuh ini masih gelas yang baru mulai diisi bawahnya. So this is the only way up dan ruang tadi itu untuk satu sisi yang memang kacamatanya lebih pesimistik lah. Kenapa angkanya kecil sekali kenapa begini kenapa begitu," ujar dia.
Tapi menurutnya, bagi orang yang paham disamping ini baru 2,75% ditambah dengan peta demokrasi RI dalam beberapa tahun ke depan, masih banyak peluang learning income. Oleh karena itu, penguatan industri asuransi sangat penting untuk terus didorong.
"Its not bad problem, its a good problem karena ruang perbaikannya luar biasa besarnya dan potensinya bisa dikatakan tidak terbatas. Saya rasa batasannya kembali lagi how soon and how strong to regain confidence untuk melihat potensi pasar, usia, pendapatan perkapita, kebutuhan asuransi, semua ada di depan mata kita. The only challenge how to regain confidence," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Rudy Kamdani mengatakan, lewat peta jalan ini, pihaknya bersama 12 asosiasi di bawah DAI akan berkolaborasi dan melakukan langkah strategis untuk mewujudkan visi, memperkuat perlindungan konsumen dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pendalaman pasar, peningkatan inklusi dan stabilitas keuangan.
"Dewan Asuransi Indonesia melihat peta jalan ini sebagai landasan yang kuat untuk mengarahkan perkembangan industri perasuransian yang lebih terpadu dan berkualitas," ujar dia dalam sambutannya.
Di kesempatan berbeda, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, hal ini merupakan satu komitmen bahwa industri asuransi akan diperbaiki. Harapannya, berkat langkah ini kepercayaan masyarakat bisa berangsur-angsur meningkat.
"Kita punya komitmen untuk bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat ke industri perasuransian. Oleh karena itu tagline kita gunakan 'restoring confidence through industrial reform'. Dan kita lakukan ini secara bersama-sama. Bukan hanya OJK tapi seluruh stakeholder," kata Ogi, dalam konferensi pers usai acara peluncuran.
Ogi mengatakan, pihaknya punya komitmen mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi. Berdasarkan data survei di tahun 2022, inklusi keuangan RI hanya di angka 16% yang membeli produk-produk asuransi. Sementara literasi asuransi itu sekitar 2 kali lipatnya lipat, 33%.
"Jadi hanya separuh orang yang paham mengenai asuransi, membeli produk asuransi. Berarti belum ada kepercayaan ke produk-podduk asuransi yang ditawarkan. Ini satu momentum bagus untuk mengembalikan confidence dan trust masyarakat," ujarnya.
(shc/kil)