Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hari ini melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI. Rapat berlangsung secara tertutup selama kurang lebih dua jam.
Ditemui usai rapat, Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan selama rapat berlangsung ada masukan dari salah satu anggota parlemen yang meminta agar OJK dan LPS lebih berhati-hati untuk mencabut izin usaha Bank Perekonomian Rakyat (BPR). Pasalnya ada dampak turunan yang bisa terjadi.
"Ada beberapa masukan dari parlemen yang cukup bagus, misalnya salah satu anggota parlemen tadi bilang kalau tutup bank kan gampang, tutup aja yang banyak terus bayar, tapi kita harus mempertimbangkan dampak turunannya. Kan dampak sistem ekonominya terganggu," kata Purbaya kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (26/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Purbaya pun mengaku setuju dengan masukan itu. Meskipun, pihaknya akan tetap selektif untuk memilih BPR mana yang bisa diselamatkan.
"Selama manajemennya bagus, selama orang-orangnya bagus, kita akan selamatkan. Tapi saya nggak bisa selamatkan bank yang salah urus dari ujung ke ujung jelek semua, itu hanya buang garam di lautan. Saya setuju bahwa BPR harus didukung, kita sedang cari," ucapnya.
Dalam waktu dekat, kata Purbaya, setidaknya ada satu kandidat BPR yang akan diselamatkan. Sayangnya ia belum mau membeberkan identitas BPR tersebut sambil mengkajinya ulang.
Baca juga: Ini Alasan Bos OJK Terus Pangkas BPR |
"Saya selalu cari setiap ada BPR yang diserahkan OJK saya lihat gimana kondisi manajemennya, gimana kondisi pengurusnya, gimana kondisi keuangannya. Kalau dia salah urus karena hanya salah bertarung di bisnis yang jelek tiba-tiba jatuh tapi nggak ada fraud, nggak ada pencucian uang, pure bisnis, tapi manajemen bagus, kita akan selamatkan," terangnya.
"Ada mungkin satu kandidat dalam waktu dekat yang akan saya masukkan uang saya (LPS). Saya sedang lihat kemarin ada kemungkinan, tapi saya lagi dalami lagi. Semangat LPS seperti itu," imbuhnya.
Menurutnya, mengganti uang simpanan nasabah yang terdampak BPR bangkrut merupakan persoalan mudah karena uangnya ada. Meski begitu, semangatnya adalah untuk menyelamatkan BPR dari jurang kebangkrutan.
"Kalau hanya bayar-bayar kan gampang, uangnya banyak, tapi bukan itu. Bisa nggak kita menyelematkan ekosistem ekonomi di sekeliling bank itu kalau memang bank-nya cukup baik dan layak diselamatkan," pungkasnya.
Dalam catatan detikcom, di tiga bulan awal 2024 setidaknya sudah ada sejumlah BPR yang bangkrut. Terbaru OJK mencabut izin usaha Perumda BPR Bank Purworejo.
(aid/das)