Bank BUMN Geber Kredit buat UMKM, Begini Datanya

Bank BUMN Geber Kredit buat UMKM, Begini Datanya

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 30 Apr 2024 15:18 WIB
Direksi BNI
Direksi BNI - Foto: Dok. BNI
Jakarta -

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat kinerja signifikan pada pengembangan segmen pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Seperti diketahui, BNI menyalurkan kredit untuk UMKM melalui anak perusahaannya PT Bank Hibank Indonesia (hibank) dan BNI Finance. Ini merupakan pembiayaan di luar kredit korporasi blue chip yang terus tumbuh.

Pertumbuhan kredit segmen UMKM hibank yang mencapai 72% secara tahunan (year on year/yoy) dan pertumbuhan pembiayaan BNI Finance yang meningkat 370% yoy didominasi oleh pembiayaan konsumer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan kinerja kredit dari dua perusahaan anak tersebut berkontribusi terhadap pertumbuhan kredit secara konsolidasi.

"Adapun total kredit BNI sepanjang kuartal I 2024 tercatat sebesar Rp 695,16 triliun, tumbuh 9,6% yoy jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 634,3 triliun," dalam data keterangan tertulis, dikutip Selasa (30/4/2024).

ADVERTISEMENT

Dengan pertumbuhan kredit pada kuartal I 2024, BNI membukukan pendapatan bunga Rp 15,87 triliun, tumbuh 7,2% yoy dari sebelumnya sebesar Rp 14,8 triliun, yang didorong oleh kinerja fungsi intermediasi yang sehat.

Pertumbuhan yang kuat ini juga didukung oleh perbaikan kualitas aset dengan Non Performing Loan (NPL) gross yang turun dari 2,8% pada kuartal I 2023 menjadi 2,0% pada kuartal I 2024. Hal ini diikuti pula dengan credit cost yang juga menurun 40 basis poin yoy menjadi 1% pada kuartal I 2024.

Royke mengatakan peningkatan kualitas aset tetap menjadi fokus, yang diharapkan akan mendorong kinerja fungsi intermediasi yang berkelanjutan di tengah tantangan geopolitik global, tekanan inflasi, dan suku bunga.

Selain pertumbuhan bisnis yang sehat, perusahaan juga mampu meningkatkan pendapatan non bunga berupa fee-based income dan loan recovery pada kuartal I-2024 mencapai Rp 5,1 triliun atau tumbuh 15,9% dari sebelumnya sebesar Rp 4,4 triliun.

Dengan peningkatan ini, komposisi pendapatan non bunga telah berkontribusi sebesar 35% dari total pendapatan BNI pada kuartal I 2024, terutama berasal dari fee income surat berharga dan fee dari bisnis sindikasi.

Kombinasi dari perbaikan fundamental, termasuk peningkatan fee based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset yang terus membaik mendorong BNI meraih laba bersih sebesar Rp 5,33 triliun pada kuartal I-2024, atau tumbuh 2% yoy.

Royke juga menegaskan, perseroan terus melanjutkan transformasi perusahaan yang sudah berjalan selama tiga tahun agar mampu memberikan tingkat profitabilitas yang kuat dan sehat dalam jangka panjang.

"Fundamental BNI semakin sehat dan kuat berkat program transformasi yang menjadi langkah besar kami untuk terus tumbuh dan berkembang serta beradaptasi terhadap tantangan di tingkat nasional dan global," kata Royke.

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengungkap hibank konsisten memperkuat pemberdayaan ekosistem UMKM di Indonesia. Perseroan meyakini dalam lima tahun ke depan, kinerja fungsi intermediasi akan semakin kuat ke segmen UMKM dengan fokus pada channel digital.

"Melihat besarnya potensi dari segmen UMKM, BNI berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik melalui solusi digital. Jadi, itulah sebabnya kami fokus untuk mengembangkan hibank menjadi bank digital yang kuat secara fundamental," ujar Novita.

Novita menjabarkan, pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp780,23 triliun atau tumbuh 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 seiring dengan peningkatan transaksi berbasis dana murah, dimana kontribusi Current Account Savings Account (CASA) masih mendominasi sebesar Rp 543,50 triliun atau 69,7% dari total DPK. CASA BNI tersebut naik 6,0% dibandingkan kuartal I-2023.

"Kami menyadari adanya tren kenaikan suku bunga yang berdampak pada kenaikan biaya dana pada kuartal I-2024, sehingga terjadi penurunan margin. Namun demikian margin bunga bersih (NIM) masih dapat dijaga pada level 4%," kata Novita.




(ada/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads